"Kita terus ikuti turbulensinya. Saya percaya turbulensi masih akan terus berjalan karena di lingkungan disebutnya homeostasis; turbulensi yang terus bergerak secara spiraltik, bukan linier. Saya setuju dalam hal ini ESG yang menjadi pegangan," kata Siti saat memberikan kuliah umum pada rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-54 Media Indonesia di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Siti menjelaskan selama hampir 10 tahun ini Indonesia disibukkan dengan kompleksitas masalah. Dia mengatakan masalah itu sebenarnya sudah diketahui, tetapi lantas membedahnya seperti apa, kemudian bagaimana langkah-langkah korektifnya.
"Selain itu, didapatkan juga persoalan apa yang menjadi kunci seperti deforestasi, karhutla, hutan sosial, karbon, dan kebijakan alokasi sumber daya. Serta tentu saja instrumen-instrumen perencanaan pengawasannya," kata dia.
Lebih lanjut, Siti mengatakan transformasi ekonomi lingkungan juga ditempuh melalui upaya untuk mendorong percepatan rekonfigurasi skenario bisnis berbasis sumber daya alam dari big-resources and small-value menuju small-resources and big-value, seperti bio-prospecting dan teknologi sebagai basisnya.
"Optimalisasi perizinan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan (hutan) untuk investasi berwawasan lingkungan, dan membangun produktivitas rakyat pun menjadi perhatian penting," kata Siti.
Baca: Mengimplementasikan Prinsip ESG via Rebranding Global |
Hal tersebut dibarengi penguatan instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan serta perangkat perencanaan, pengawasan, dan pengendalian (Renwasdal) untuk memastikan terwujudnya investasi berwawasan lingkungan.
"Yang terbaru, tranformasi ekonomi lingkungan diwujudkan melalui aktualisasi Nilai Ekonomi Karbon untuk pengendalian emisi GRK dalam pembangunan nasional dan stimulasi ekonomi," kata dia.
Selanjutnya, Menteri Siti mengatakan ada dua esensi pokok pada aspek lingkungan agar berhasil. Pertama kebijakan, apakah insentif atau disinsentif, dan yang kedua, kampanye publik.
"Untuk poin kedua ini, kita akan kembangkan kerja sama untuk membangun komunikasi publik yang lebih konkret dengan melibatkan kampus atau akademisi, juga para jurnalis," kata dia.
Kesiapan menuju transformasi Indonesia
Kuliah umum kali ini secara khusus mengangkat bagaimana kesiapan segenap komponen bangsa menuju transformasi Indonesia. Tema besar HUT Media Indonesia sendiri yaiu Transformasi Indonesia.Siti mengatakan tema yang diangkat sangat baik karena secara khusus mempertegas soal ESG. Ia menyampaikan terima kasih karena value itu sudah dibangun.
"Terima kasih juga karena saya kira Media Group sudah banyak berbicara tentang lingkungan," kata Siti.
Baca: Masalah Sampah Plastik Masih Jadi Persoalan di Indonesia |
Agenda kuliah umum dilanjutkan sesi diskusi yang menghadirkan akademisi, pelaku usaha, dan jurnalis. Turut hadir CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib, Direktur Utama Media Indonesia Gaudensius Suhardi, dan jajaran pimpinan Media Group.
Usai memberikan kuliah umum, Menteri Siti berkesempatan membuka Festival Kopi Nusantara yang digelar sebagai salah satu rangkaian agenda HUT Media Indonesia. Menteri Siti turut memberikan apresiasi kepada para peserta festival yang merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagian di antaranya merupakan produsen kopi konservasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News