Presiden Direktur Ecolab, Evan Jayawiyanto, mengatakan tahun lalu Ecolab secara global telah membantu pelanggan mereka menghemat lebih dari 220 miliar galon air atau setara dengan kebutuhan air minum lebih dari 760 juta orang.
"Pada 2030, kami bertujuan untuk membantu pelanggan menghemat 300 miliar galon air setiap tahun. Jumlah itu setara dengan kebutuhan air minum tahunan satu miliar orang," kata Evan dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 9 Mei 2024.
Selama lebih dari 100 tahun, Ecolab telah berupaya melindungi sumber daya penting bagi kehidupan dengan memprioritaskan pengelolaan air dalam operasional pelanggan mereka. Ecolab membantu lebih dari 40 segmen industri di seluruh dunia untuk merespons tantangan iklim dan stress air dengan meminimalkan penggunaan air dalam proses-proses produksi yang penting.
Di Indonesia, Ecolab berkontribusi dalam mewujudkan pengelolaan air bersih dengan berbagai cara, seperti bekerja sama dengan para pelanggan terkait konservasi dan pengolahan air, serta memberikan solusi yang berkelanjutan untuk industri dalam mengelola air dengan lebih efisien namun dapat meningkatkan produktivitas.
Tantangan Indonesia terkait sumber daya air
Saat ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan terkait air, seperti kualitas air dan pengelolaan sumber daya air. Jumlah populasi penduduk yang mencapai 280 juta jiwa menurut data Kementerian Dalam Negeri per 31 Desember 2023, menjadikan Indonesia sebagai negara terpadat keempat di dunia dan memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan studi Ecolab bertajuk Global Water Assessment Tracker yang dirilis pada 31 Maret 2023, sebanyak 79 persen responden menyatakan air bersih merupakan prioritas utama dan setuju pengelolaan air bersih merupakan tanggung jawab pemerintah maupun sektor swasta.
Masyarakat Indonesia (89 persen) mengharapkan pemerintah untuk mengambil tindakan lebih besar dalam memastikan fasilitas umum yang efisien, seperti mengenakan denda yang lebih tinggi bagi pelaku yang mencemari pasokan air publik.
Selain itu, ada 85 persen harapan bagi dunia untuk berinvestasi lebih banyak dalam penggunaan air yang efisien. Masyarakat percaya dunia usaha seharusnya didenda karena inefisiensi dibandingkan individu yang dikenakan pajak atas penggunaan air.
Studi Global Water Assessment Tracker itu dilakukan di 15 negara di mana Ecolab beroperasi. Studi yang dilaksanakan mulai 15 Februari hingga 3 Maret 2023 tersebut dirancang untuk meneliti kondisi pengelolaan air dengan mengukur manfaat dan penggunaan air.
Visi Ecolab terkait ketahanan air bergantung pada tindakan yang nyata. Di 2030, Ecolab berencana mengurangi dampak yang ditimbulkan karena penggunaan air sebesar 40 persen per unit produksi di semua unit bisnis mereka (dihitung berdasarkan 2018).
Baca juga: Belum Pulih Sejak Pandemi Covid, Begini Tantangan Industri Minuman Ringan |
"Sebagai pendukung utama tata kelola air, kami menawarkan solusi, teknologi, dan keahlian untuk membantu pelanggannya mengadopsi praktik pengelolaan air yang cerdas dan mendukung operasional yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk dunia yang lebih sehat dan lebih bersih." kata Evan.
Contoh kecil yang dilakukan Ecolab di Indonesia terkait kegiatan sosial yang berhubungan dengan tata kelola lingkungan adalah melakukan 1.000 penanaman bibit bakau di Tanjung Benoa, Bali, pada awal 2024 lalu. Kegiatan itu diharapkan dapat membangun ketahanan air untuk keberlanjutan lingkungan dengan menanam bakau.
"Kami berharap dapat menjaga ketersediaan air tanah, mengurangi dampak polusi, melindungi keberagaman hayati air, dan berkontribusi dalam menjaga ketersediaan air serta ketahanan lingkungan perairan," kata Evan.
Atasi dampak global perubahan iklim
Berbagai langkah dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi krisis air bersih akibat dampak perubahan iklim. Lebih lanjut, Evan menyampaikan pentingnya aksi kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mengatasi dampak global perubahan iklim.
Komitmen terkait penanganan perubahan iklim, diperlukan tujuan atau target khusus terkait pengolahan air - perlu ada tindakan nyata yang fokus terhadap sumber daya air. Dengan memahami dampak perubahan iklim dan hubungannya dengan penggunaan air dan energi, imbuh Evan, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang penghematan untuk menyeimbangkan emisi gas rumah kaca dan tetap meningkatkan produktivitas.
"Kita tidak dapat menangani perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca tanpa pertimbangan terkait peran penting air," paparnya.
Kebutuhan operasi yang bertanggung jawab dan tangguh hanya akan tumbuh apabila ada strategi pengelolaan air yang efektif dan membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan mereka.
Keberlanjutan adalah inti dari tujuan Ecolab. Di semua industri yang mereka layani, Ecolab bekerja sama dengan pelanggan mereka untuk memberikan hasil terbaik dengan total biaya terendah sambil mengurangi limbah, menghemat energi dan penggunaan air.
"Mulai dari cara kami mengoperasikan dan mengembangkan solusi hingga cara kami bekerja dengan pelanggan dan mendukung komunitas; kami bekerja untuk memberikan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua orang," kata Evan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News