Dalam era ekonomi hijau dan inklusif, perusahaan tidak lagi cukup hanya menjalankan inisiatif keberlanjutan dan mereka dituntut untuk mengungkapkannya secara terbuka, akuntabel, dan dapat diverifikasi.
Dari sisi regulator, kewajiban pelaporan keberlanjutan semakin diperjelas. Muliaman D. Hadad dari Supervisory Board Danantara menyoroti bahwa pelaporan ESG kini menjadi faktor penting dalam menarik investasi global.
“Transparansi dalam pelaporan ESG tidak hanya menunjukkan tanggung jawab sosial, tetapi juga menjadi daya tarik bagi lembaga keuangan internasional yang mensyaratkan kepatuhan ESG dalam proses pendanaan,” jelasnya.
Sementara itu, Henry Rialdi, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, menegaskan bahwa perusahaan publik dan lembaga jasa keuangan wajib menyampaikan laporan keberlanjutan sesuai ketentuan OJK.
“OJK mengapresiasi perusahaan yang konsisten meningkatkan transparansi keberlanjutan. Upaya ini sejalan dengan arah nasional menuju keuangan berkelanjutan dan penerapan prinsip ESG yang komprehensif,” katanya.
BGK Foundation mengusung tema “Aligning Indonesia ESG Leadership with Global Opportunities” untuk menegaskan bahwa transparansi ESG kini menjadi faktor penting dalam daya saing perusahaan, khususnya di mata investor internasional.
Founder BGK Foundation, Achmad Deni Daruri, menegaskan transparansi bukan sekadar kewajiban moral, tetapi kebutuhan strategis bagi perusahaan yang ingin kompetitif secara global.
“Kami berharap penghargaan ini memicu semangat bagi emiten dan korporasi untuk melaporkan praktik keberlanjutan secara lebih terbuka, terukur, dan sesuai standar global,” ujarnya.
Deni menambahkan, metodologi penilaian BGK dibuat agar setiap perusahaan dapat memahami tingkat keterbukaan dan kesiapan mereka menghadapi risiko serta peluang keberlanjutan.
Hasil penilaian tersebut kemudian digunakan untuk menyusun ESG Disclosure Score dan ESG Leadership Index, yang menentukan peringkat dan kategori penghargaan secara objektif.
Transparansi ESG adalah Masa Depan Tata Kelola Perusahaan
Dengan meningkatnya permintaan investor, regulator, dan pasar terhadap keterbukaan data keberlanjutan, perusahaan Indonesia yang berkomitmen pada pelaporan ESG yang kuat akan memiliki keunggulan kompetitif sekaligus kontribusi nyata bagi percepatan ekonomi hijau nasional.Hal ini kembali ditegaskan lewat penyelenggaraan Indonesia ESG Leadership Awards 2025 oleh Bumi Global Karbon (BGK) Foundation, yang memberikan apresiasi kepada 64 perusahaan atas komitmen mereka dalam memperkuat tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (ESG) di Indonesia.
Momentum ini semakin relevan mengingat Indonesia tengah memasuki fase strategis melalui perjanjian ekonomi besar seperti IEU-CEPA dan ICA-CEPA, yang mendorong penyelarasan kebijakan negara dengan praktik ESG global.
Penilaian penghargaan dilakukan secara independen melalui analisis terhadap laporan keberlanjutan 2024, dengan metodologi berbasis 33 faktor ESG BGK (11 Environmental, 11 Social, 11 Governance).
Penilaian juga mempertimbangkan ketepatan waktu pelaporan, kesesuaian dengan standar Global Reporting Initiative (GRI), serta assurance pihak independen.
Pendekatan ini dirancang agar perusahaan bisa lebih mudah menuju pengakuan lembaga pemeringkat ESG global seperti Sustainalytics, MSCI, Bloomberg, ISS ESG, S&P Global, dan Moody’s. Selain itu, struktur 33 faktor juga memudahkan pemetaan terhadap 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari PBB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id