Dana ini akan digunakan untuk uji coba (pilot project) solusi iklim di berbagai daerah di Indonesia. Kompetisi inovasi iklim terbesar di Indonesia ini menutup perjalanannya tahun ini dalam Grand Finale CIIC 2025, yang digelar 11 Oktober lalu di Jakarta International Convention Center, sebagai bagian dari Indonesia International Sustainability Forum (ISF).
Baca juga: Strategi LPKR Kurangi Emisi dan Dorong Energi Hijau |
CIIC 2025 menjadi wadah penting untuk mempertemukan inovator teknologi iklim dengan investor dan pemangku kepentingan industri. Tahun ini, kompetisi yang dimulai sejak Maret tersebut menerima lebih dari 500 pendaftar dari 50 negara, sebelum menyaring sembilan finalis terbaik
Tiga pemenang akhirnya terpilih untuk menerima pendanaan dan dukungan strategis seperti
Aslan Renewables yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga air modular tanpa bendungan besar, berbiaya rendah, dan efisien hingga 86%.
Arukah Capital yang mengubah limbah pertanian menjadi energi bersih dan biochar, serta membagikan 50% pendapatan karbon kepada petani kecil. SXD AI yang menciptakan bahan tekstil tanpa limbah (zero waste) dengan penghematan bahan 10 kali lipat dan pengurangan emisi CO₂ hingga 80%.
Selain pendanaan utama dari East Ventures dan Temasek Foundation, Sinar Mas Agribusiness & Food juga memberikan hibah tambahan sebesar USD50.000 kepada Arukah Capita
Partner East Ventures Avina Sugiarto, menyebut program ini sebagai upaya nyata mendorong solusi iklim berbasis teknologi dan AI agar bisa diterapkan secara langsung.
“Keberlanjutan dan dampak positif selalu menjadi bagian dari DNA kami. Tahun ini kami melihat banyak inovasi pionir yang memanfaatkan AI untuk mempercepat solusi iklim,” ujar Avina.
Sementara itu, Head of Climate & Liveability Temasek Foundation, Heng Li Lang, menegaskan pendanaan katalis ini bukan sekadar penghargaan, tetapi alat untuk mengurangi risiko implementasi dan mempercepat tahap uji coba. “Kami ingin membantu para inovator beralih dari ide ke aksi nyata dari presentasi ke proyek di lapangan,” ujarnya.
Langkah Nyata Menuju Ekonomi Rendah Karbon
Tiga penerima dana kini bersiap menjalankan pilot project mereka di Indonesia. Aslan Renewables berencana memulai proyek energi air pertamanya di Indonesia pada 2026.Sementara itu, Arukah Capital menargetkan ekspansi kemitraan dengan petani lokal untuk memperluas penggunaan biochar dan perdagangan karbon.
Sedangkan SXD AI akan menjalin kerja sama dengan produsen tekstil dan otomotif agar desain tanpa limbah menjadi standar baru industri.
Shelly Xu, CEO SXD AI, menegaskan peran penting Indonesia dalam ekosistem keberlanjutan global. “Indonesia mungkin rentan terhadap dampak iklim, tetapi juga punya potensi besar sebagai pusat manufaktur berkelanjutan dunia,” katanya.
CIIC 2025 menunjukkan bahwa pendanaan inovasi iklim tak hanya soal modal, tetapi juga menciptakan ekosistem kolaboratif antara startup, investor, dan pelaku industri. Dengan dukungan mitra seperti PLN, Triputra Agro Persada, dan Sinar Mas Agribusiness & Food, inisiatif ini diharapkan mempercepat transisi menuju ekonomi net-zero yang tangguh di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id