Direktur Utama BRI Sunarso (berdiri) saat meresmikan program revitalisasi sungai. Foto: dok BRI.
Direktur Utama BRI Sunarso (berdiri) saat meresmikan program revitalisasi sungai. Foto: dok BRI.

BRI Revitalisasi Sungai Jaga Cadangan Air Tawar Terbesar di RI

Medcom • 01 Oktober 2020 19:01
Jakarta: Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan air tawar terbesar di dunia, dengan cadangan sekitar 2.019 KM kubik air yang tersebar di sejumlah wilayah. Cadangan air tawar ini merupakan sumbangan dari keberadaan sungai, danau, dan tingginya curah hujan di hutan hujan tropis yang dimiliki Indonesia.
 
Terdapat lebih dari 550 sungai yang mengaliri sejumlah wilayah di Indonesia dengan tingkat pencemaran air tawar sungai mencapai lebih dari 82 persen, sehingga air tidak layak guna untuk aktifitas konsumsi masyarakat.
 
Peran vital sungai sebagai penyangga siklus kehidupan alam sekitar, termasuk manusia perlu kembali direvitalisasi. Proses revitalisasi sungai atau mengembalikan fungsi dan manfaat sungai ini mendesak untuk dilaksanakan karena memiliki dampak yang sangat signifikan dalam memberikan kebaikan bagi manusia dan alam sekitar.

Untuk mendorong percepatan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah, BRI hadir melalui aktivitas Corporate Sosial Reponsibility (CSR) BRI "Bersih-bersih Sungai" yang dikemas dalam tema "Jaga Sungai Jaga Kehidupan" di 19 sungai, pada 19 BRI Kantor Wilayah di seluruh Indonesia.
 
"Kami ingin sungai di negeri ini kembali sebagaimana fungsi asalnya, yakni sebagai ruh kehidupan bagi masyarakat di sekitar sungai. Sungai dapat menjadi penyangga kesehatan, ekonomi, sosial, budaya masyarakat yang ada. Kita banyak melihat peradaban terbangun dari  sungai yang ada dalam suatu wilayah yang menyebabkan masyarakatnya tumbuh dan memberikan kontribusi yang nyata bagi kehidupan mereka. Untuk itulah BRI hadir untuk mengembalikan ruh sungai sebagaimana mestinya," jelas Direktur Utama BRI Sunarso, dalam keterangan resminya, Kamis, 1 Oktober 2020.
 
Program yang telah dimulai sejak 2019 ini diprioritaskan di beberapa kota di Indonesia. BRI mengacu pada konsep Triple Bottom Line yang berdasar pada keberlanjutan, yakni Pro People, Pro Planet dan Pro Profit. Melalui kegiatan ini, BRI hendak mengubah sungai di kota-kota di Indonesia agar menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat dan mendorong keberlangsungan hidup masyarakat perkotaan.
 
 

 
Urgensi bersih-bersih sungai yang kotor mulai dilakukan BRI sejak November 2019 lalu. Program ini menyasar 19 sungai di Jakarta, Bandung, Palembang, Bandar Lampung, Semarang, Banjarmasin, Denpasar, Manado, Padang, Pekanbaru, Banda Aceh, Medan, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Makassar, serta Jayapura.
 
"Bersih-bersih Sungai yang dilakukan BRI bekerja sama dengan pemerintah daerah dan juga kantor wilayah BRI setempat berada. Program ini, merupakan bagian dari rencana perseroan untuk menjaga ekosistem kehidupan di sekitar sungai," tambah dia.
 
Program ini nantinya akan memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Sampah yang terkumpul dari pembenahan sungai tersebut dipilih dan dipilah, dipisahkan sampah organik dan anorganik/plastik. Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan masayarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.
 
Sedangkan sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah lalu dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh uang.
 
"Secara bertahap, setelah Pro Planet dan Pro People terwujud, maka manfaat dari pembersihan sungai dan pengelolaan sampah yang benar akan memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat sekitar, sehingga Pro Profit dapat direalisasikan. Uang dihasilkan dari penjualan sampah ke depan akan ditabung melalui rekening BRI dan dan bisa ditarik lewat AgenBRILink, Unit Kerja BRI, maupun jaringan e-channel milik BRI lainnya," beber Sunarso.
 
Melalui kegiatan ini, BRI akan terus mendorong perubahan cara pandang masyarakat akan fungsi dan peran sungai dalam kehidupan dan masa depannya. Aliran sungai yang bersih dan tertata tidak hanya memperkecil potensi terjadinya banjir saat hujan. Lebih dari itu, sungai mampu memberikan dampak ekonomi dan menggerakan ekonomi masyarakat.
 
Selama ini peran sungai kerap dikerdilkan hanya sebagai saluran air dari kawasan hulu menuju hilir. Banyak orang yang membuang sampah ke sungai. Padahal hakikat sungai sejatinya adalah siklus hidrologi yang perlu dijaga kelestariannya.
 
"Penting untuk disampaikan kepada masyarakat bahwa sungai bukanlah tempat untuk membuang sampah. Bagi BRI sungai tidak dipandang hanya sebagai saluran air menuju laut. Lebih dari itu, melalui kegiatan ini kami ingin mengedukasi masyarakat. Perlunya untuk memilih dan memilah sampah organik dan anorganik, memanfaatkan sampah organik untuk pupuk, pertanian dan pakan ternak, hingga mengubah sampah anorganik agar memberikan nilai tambah dan nilai ekonomi bagi masyarakat lewat proses daur ulang," tutup Sunarso.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan