Lenzing Group merilis Annual and Sustainability Report 2023 atau Laporan Tahunan dan Keberlanjutan 2023 untuk pertama kalinya. Foto: dok Lenzig.
Lenzing Group merilis Annual and Sustainability Report 2023 atau Laporan Tahunan dan Keberlanjutan 2023 untuk pertama kalinya. Foto: dok Lenzig.

Industri Tekstil Bertransformasi terhadap Keberlanjutan Lingkungan

Ade Hapsari Lestarini • 01 April 2024 19:52
Austria: Lenzing Group, produsen tekstil global kelas dunia yang menyediakan serat selulosa regenerasi (regenerated cellulosic fibers) atau serat khusus berbahan dasar kayu dan ramah lingkungan untuk kebutuhan industri tekstil dan nonwoven, merilis Annual and Sustainability Report 2023 atau Laporan Tahunan dan Keberlanjutan 2023 untuk pertama kalinya.
 
Laporan yang berjudul "Ready to join?" ini merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Melalui laporan ini, Lenzing mengajak seluruh pelanggan dan mitra untuk ikut mentransformasi industri tekstil dan nonwoven serta menciptakan perubahan yang positif bagi lingkungan.
 
"Laporan tahunan ini juga mengajak semua untuk menemukan solusi bersama-sama. Lenzing berupaya menciptakan usaha yang lebih sustainable dan mentransformasi model bisnis tekstil dari yang linear menjadi sirkular, terutama di negara tempat kami beroperasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu upaya lebih lanjut dari seluruh industri. Kebijakan yang mendukung level playing field bagi para sustainability pioneers juga menjadi penting. Kami berharap laporan ini dapat menghadirkan informasi yang bermanfaat. Saya berharap proyek-proyek inovatif kami dapat menginspirasi dan mendorong kita semua untuk mengukuhkan kembali struktur dan proses bisnis. Mari kita bersama-sama membawa perubahan yang positif," ujar CEO Lenzing Group Stephan Sielaff, dalam laporannya, Senin, 1 April 2024.

 
Baca juga: Menperin: Industri Tekstil Masih Menderita!
 

Menuju net zero


Lenzing telah mengeluarkan investasi lebih dari 200 juta euro selama beberapa tahun terakhir untuk memodernisasi fasilitas produksi yang berada di Tiongkok dan Indonesia. Pada 2023, perusahaan melakukan pembaruan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi serat ramah lingkungan serta mengurangi jejak karbon secara signifikan. Lenzing juga berhasil mendapatkan sertifikasi EU Ecolabel  untuk dua produk yaitu serat viscose bernama LENZING™ ECOVERO™ dan serat VEOCEL™ yang diproduksi di Indonesia.
 
Selain itu, Lenzing telah mencapai kemajuan dalam upaya merealisasikan keberlanjutan dan memitigasi perubahan iklim target keberlanjutan dan iklimnya. Sebagai contoh, perusahaan telah mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 19 persen (untuk kategori 1, 2, dan 3) dibandingkan dengan 2021 serta mengurangi emisi sulfur spesifik hingga 58 persen dibandingkan 2014.
 
Dalam rangka mendukung kebijakan yang tertuang dalam Paris Agreement dan membatasi kenaikan suhu global pada 1,5o Celcius, Lenzing baru saja mempersiapkan target iklim perusahaan yang terbaru. Target iklim tersebut telah ditinjau dan diakui oleh Science Based Targets Initiative (SBTi), yang merupakan lembaga ilmiah internasional independen di bidang mitigasi perubahan iklim.
 
Dengan ini, Lenzing menjadi produsen serat selulosa regeneratif pertama di dunia dengan target net zero yang sudah didukung secara ilmiah. Pada 2030, Lenzing bertujuan untuk mengurangi emisi produksi pabrik serat dan pulp (kategori 1) dan emisi dari energi (kategori 2) hingga 42 persen, serta mengurangi emisi tak langsung pada supply chain (kategori 3) hingga 25 persen, dengan inisiatif ini dimulai sejak 2021. Semua ini setara dengan pengurangan emisi sebesar 1,1  juta ton (dibandingkan dengan target sebelumnya yaitu 700 ribu ton).

Transformasi menuju ekonomi sirkular


Sejalan dengan strategi "Better Growth" Lenzing juga terus mendorong kegiatan daur ulang untuk mempercepat transformasi industri tekstil dan nonwoven dari model ekonomi linear menjadi sirkular. Lenzing secara proaktif mengembangkan dan mendorong berbagai inovasi selama bertahun-tahun untuk memberikan solusi yang ekonomis dan terukur terhadap masalah limbah tekstil global.
 
Sejak 2021, Lenzing telah bekerja sama dengan Södra, produsen pulp asal Swedia, untuk mengembangkan proses baru dalam mendaur ulang tekstil bekas yang dapat diterapkan pada tingkat industri. Proyek ini didukung oleh dana hibah sebesar 10 juta euro dari European Union (EU) atau Uni Eropa (UE) dan merupakan bagian dari program Life 2022.
 
Selain itu, Lezing telah menetapkan standar baru dalam pengembangan produk tekstil dengan memperluas penggunaan teknologi REFIBRA™ yang kini mencakup serat LENZING™ ECOVERO™. Serat viscose yang diproduksi menggunakan teknologi REFIBRA™ mengandung bahan daur ulang hingga 20 persen yang terbuat dari bahan selulosa atau campuran poliester-kapas. Dengan berhasilnya pengembangan dan peningkatan produksi ini, serat LENZING™ ECOVERO™ yang diproduksi menggunakan teknologi REFIBRA™ kini sudah tersedia bagi pelanggan di seluruh dunia.
 
 
Baca juga: Begini Kondisi yang Dihadapi Pedagang Tekstil Indonesia
 

Menuju green deal


Lenzing memberikan kontribusi positif yang signifikan dalam mendukung kebijakan European Green Deal melalui berbagai upaya mitigasi risiko supply chain bagi pelanggan dan risiko bagi stakeholder lainnya. Dengan target net zero yang didukung secara ilmiah (kategori 1, 2, dan 3), Lenzing juga secara aktif mendorong langkah-langkah perlindungan iklim. Langkah pertama yang diterapkan adalah pemenuhan persyaratan regulasi rantai pasokan yang tertera dalam (Corporate Sustainability Due Diligence Directive, CSDDD), di mana perusahaan mulai menerapkan analisis dampak lingkungan dan supplier untuk mendapatkan sertifikasi EcoVadis atau Together for Sustainability.
 
Lenzing juga mendapatkan sertifikasi dari Higg Facility Environmental Module (FEM), Higg Facility Social and Labour Module (FSLM), dan ZDHC Foundation yang menjadi bukti kontret perusahaan untuk memastikan transparansi produksi dan manajemen. Dalam hal ini, tujuh lokasi produksi Lenzing Group telah dinilai oleh Higg Facility Environmental Module (FEM) dan mendapatkan hasil luar biasa pada 2023.
 
Sebagai pionir keberlanjutan, Lenzing mendukung rancangan Green Claims Directive untuk menghentikan praktek greenwashing dan mendorong pelaku industri untuk menyediakan informasi dampak lingkungan secara jujur pada produk mereka sehingga konsumen lebih paham sebelum membeli. Dalam mempersiapkan laporan keberlanjutan untuk 2022 dan 2023, Lenzing juga telah menerapkan European Sustainability Reporting Standards (ESRS) yang terbaru.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan