Forum CSR Outlook Leadership Forum 2023. Foto Istimewa.
Forum CSR Outlook Leadership Forum 2023. Foto Istimewa.

ESG Jadi Ujung Tombak Bangun Bisnis secara Berkelanjutan

Husen Miftahudin • 27 Juli 2023 11:54
Jakarta: PT Olahkarsa Inovasi Indonesia dan Business Council for Sustainable Development (IBCSD) menggelar CSR Outlook Leadership Forum 2023. Dengan mengusung tema 'ESG: Moving Towards Sustainable Future', forum ini berperan sebagai media dialog oleh berbagai sektor bisnis untuk terus membangun narasi positif tentang pentingnya aspek Environment, Social, and Corporate Governance (ESG) sebagai langkah menuju bisnis berkelanjutan.
 
Co-Founder dan CEO PT Olahkarsa Inovasi Indonesia Unggul Yoga Ananta menyampaikan, diambilnya tema ini tidak terlepas dari tren global mengenai krisis iklim yang juga memiliki korelasi dengan visi Indonesia emas 2045 mengenai ekonomi yang berkelanjutan.
 
"Menghadapi dua tantangan ini, aksi-aksi yang berkaitan dengan isu perubahan iklim dan ekonomi keberlanjutan harus menjadi konsen seluruh stakeholder. Mudah-mudahan forum ini bukan hanya media dialog saja, tapi kedepan di antara bapak/ibu yang hadir bisa berkolaborasi secara positif," ujar Unggul dikutip dari siaran pers, Kamis, 27 Juli 2023.

Sementara itu, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro menjelaskan pentingnya aspek lingkungan, serta diselenggarakannya PROPER sebagai upaya penilaian kinerja perusahaan dalam manajemen lingkungan untuk bisnis berkelanjutan.
 
Semenjak revolusi industri, manusia mengalami kecanduan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menimbulkan konsekuensi  pada kerusakan alam, kepunahan spesies makhluk hidup, dan ketimpangan sosial.
 
Maka dari itu, KLHK berupaya merubah fokus pertumbuhan menuju  redistribusi kekayaan, serta model pembangunan dari ekstraksi menuju regeneratif atau memperbaiki kondisi alam yang telah rusak. "Hal inilah yang kemudian menginspirasi KLHK untuk melakukan PROPER," tegasnya.
 
Baca juga: Sistem Pangan dan Pertanian Harus Jadi Fokus Utama Upaya Aksi Iklim

Aspek non-finansial jadi pertimbangan utama investor


Founder and President Director Institute for Sustainability and Agility (ISA) Maria R Nindita Radyati menjelaskan latar belakang lahirnya konsep ESG adalah bagaimana agar investor mempertimbangkan aspek non-finansial ketika membeli saham. Sebab perusahaan yang beroperasi pasti menimbulkan dampak seperti pemanasan global dan kerusakan lingkungan.
 
Dia bilang, Kofi Annan selaku Sekretaris Jenderal PBB pada waktu itu bersama International Financial Corporation (IFC) mengumpulkan 50 CEO di seluruh dunia untuk menyepakati indikator non finansial tersebut, indikator tersebut adalah ESG yang kemudian terus mengalami transformasi dan revisi hingga yang dikenal saat ini.
 
ESG sebagai kriteria yang telah disepakati ini kemudian berlaku untuk seluruh jenis industri. Bagi industri-industri yang sudah go-public, mereka tidak bisa sembunyi sebab terdapat lembaga rating  yang menilai kinerja ESG pada perusahaan berdasarkan informasi-informasi yang tersedia di khalayak umum.
 
Keberadaan lembaga rating ini pada akhirnya menjadi salah satu rujukan dari para investor untuk mempertimbakgnan keputusan membeli saham perusahan. Hasil penilaian dan pemeringkatan ini kemudian dipublikasikan oleh lembaga rating tersebut dan tentu menimbulkan keresahan bagi perusahaan tertentu apabila ratingnya rendah.
 
"Dari hasil riset yang dilakukan, ESG berbanding lurus dengan harga saham, perusahaan yang melakukan praktik ESG, harga samanya cenderung naik," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan