Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Dody Edward menyatakan bahwa keterangan resmi terkait perdagangan Indonesia-AS akan disampaikan melalui satu pintu.
"Mengenai hal ini, nanti akan disampaikan melalui satu pintu," kata Dody singkat melalui pesan aplikasi kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Baca: Dampak Pilpres AS, BI: Kondisi Indonesia Cukup Terjaga
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita akan memberi keterangan resmi soal perdagangan Indonesia-AS dalam waktu dekat. Dia menegaskan, keterangan resmi tersebut akan disampaikannya dalam media briefing pada Jumat, 11 November 2016.
"Hari Jumat dalam media gathering (briefing) ya," tegas Enggar menjawab pertanyaan terkait perdagangan Indonesia-AS usai Donald Trump menjadi Presiden AS ke-45.
Kemenangan Trump membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan pada penutupan perdagangan, Rabu 9 November 2016. Meski tak separah perdagangan siang karena bertengger di posisi 5.367,65 atau turun 103,03 poin (1,87 persen), IHSG pada penutupan perdagangan di hari kemenangan Trump tersebut tertekan 56,361 poin (1,03 persen) ke posisi 5.414,32 dibanding pembukaan perdagangan yang justru menguat ke level 5.478,03.
Baca: Menko Darmin: Indonesia Harus Mewaspadai Kebijakan Trump
Kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, efek kemenangan Trump menjadi salah satu penyebab IHSG rontok. Selain itu, efek Trump pada indeks saham karena ada keraguan sejumlah pelaku ekonomi dari negeri Paman Sam yang mengatakan bahwa Trump tak mampu mengelola ekonomi dengan baik.
Namun demikian, Tito menekankan, efek dari pengumuman pilpres AS bagi indeks hanya bersifat sementara. Sebab, paling terpenting adalah penempatan para menteri yang akan mendampingi presiden dan wakil presiden, khususnya pemilihan Menteri Keuangan AS.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto berpendapat, hasil Pilpres AS tidak akan berdampak langsung kepada pelaku industri Indonesia. Sebab dengan hasil ini, dia meyakini Indonesia akan tetap ikut Trans Pacific Partnership (TPP), yang tidak pro dengan Donald Trump. Karena dengan keikutsertaan Indonesia dalam TPP, membuat daya saing industri semakin meningkat, khususnya industri alas kaki.
"Kalau semua masuk TPP, Singapura atau Malaysia di dalam, kita perlu ikut, karena daya saing industri alas kaki kita kenapa tarif multi biaya masuk sedangkan mereka tarif khusus itu sudah beda 5-10 persen," tegas Airlangga.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution justru meminta pemerintah waspada dengan terpilihnya Donald Trump. Sebab, bisa saja negara adi daya tersebut mengeluarkan satu kebijakan yang memberikan dampak ganda terhadap negara berkembang.
Darmin pun meminta Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap cermat dan waspada sewaktu-waktu ada perubahan kebijakan ekonomi AS.
"BI harus ikuti dengan sangat cermat, tentu dari pemerintah dan OJK juga. Sehingga kita bisa tetap waspada dan bereaksi kalau ada hal-hal yang di luar perkiraan," kata Darmin.
Namun begitu, menurut Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia, kemenangan Trump diharap mampu membawa dampak positif bagi Indonesia. Terutama untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi yang lebih baik lagi antara AS dengan Indonesia.
"Bagaimana harapan Indonesia terhadap presiden yang baru sudah tentu sangat besar dalam rangka membangun kerja sama saling menguntungkan terutama dalam bidang ekonomi," tegas Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News