"Satelit tambahan tersebut akan memanfaatkan lokasi di kordinat 103 Bujur Timur (BT), serta memanfaatkan slot orbit yang kosong. Manfaat dari satelit tersebut nantinya akan memiliki jangkauan luas dari sebelumnya" ujar Direktur Utama BRI Suprajarto, di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 14 Agustus 2019.
Satelit tersebut membuat BRI lebih efektif dalam komunikasi dan potensi bisnis yang meningkat. Satelit baru tersebut akan berteknologi high throughput satelite dengan kapasitas sebesar 100Gb/s.
Sebelumnya BRI telah memiliki satelit bernama BRISat, satelit tersebut telah beroperasi di Papua pada tahun 2016. Pengoperasian secara mandiri ini dilakukan setelah adanya penyerahan secara langsung oleh Arianespace yang merupakan perusahaan jasa antariksa asal Prancis.
Baca: BRI Alokasikan Empat Transponder BRIsat untuk Pemerintah
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo mengatakan satelit BRISat berada di Papua atau wilayah timur Indonesia. BRI perlu menambah satelit untuk meningkatkan kualitas jangkauan di wilayah barat.
Sampai saat ini pihak BRI masih menyimpan data melalui kerja sama operator telekomunikasi (satelit) lain, namun hal tersebut akan segera mengalami perubahan terkait satelit baru. satelit tambahan tersebut akan menjadi cadangan ketika BRISat mengalami masalah. (Irfan Adi Darmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News