Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, agen Laku Pandai merupakan perpanjangan tangan bank agar mudah diakses oleh masyarakat. Apalagi OJK, menargetkan jika inklusi keuangan masyarakat Indonesia dapat mencapai 75 persen dari 67,8 persen di 2016 lalu.
"Sehingga dengan demikian semakin banyak masyarakat terjangkau. Mungkin saja agen di pinggir kota nanti bisa lebih jauh di Indonesia timur. Ini masalahnya agen butuh sinyal kuat," kata dia di Hotel Double Tree, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 23 Mei 2017.
Baca: Program LKD dan Laku Pandai Terintegrasi di Akhir 2017
Dirinya menambahkan, kehadiran agen Laku Pandai juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya. Misalnya saja penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah melalui agen tadi, serta penerimaan zakat yang baru saja dikerjasamakan dengan Badan Zakat Nasional (Baznas).
"Praktiknya bisa, perlu pembinaan bagaimana managing risiko. Oleh karena itu, prinsipnya bisa memerlukan persiapan memadai. Termasuk mekanisme kontrol dibangun sedemikian rupa. Intiya agen Laku Pandai memungkinkan penetrasi bisa juga dijadikan sarana channeling karena dia di tengah masyarakat," jelasnya.
Baca: OJK Bidik 1 Juta Agen Laku Pandai hingga 2020
Dengan adanya agen Laku Pandai, lanjut dia, penghimpunan dana di masyarakat menjadi semakin mudah. Bahkan dengan profesi agen Laku Pandai yang umumnya dilakukan oleh pemilik usaha seperti warung kelontong hingga penjual pulsa dapat mempermudah akses masyarakat ke lembaga keuangan.
"Dua tahun pertama kami evaluasi jumlah agen lebih 300.000 agen dari beberapa bank branchless banking, apalagi di beberapa tempat dilengkapi layanan keuangan digital. Ke depan 1 juta agen masing-masing di pelosok kampung sehingga rumah agen jadi kantor," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News