Bertempat di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto merumuskan materi tersebut.
baca : Perundingan CEPA, Babak Baru Kerja Sama Indonesia-Uni Eropa
Airlangga bilang, salah satu materi yang akan diperbincangkan dalam kunjungan ke Uni Eropa yakni mengenai sawit yang dilontarkan oleh parlemen Uni Eropa.
"Indonesia perlu menjawab isu-isu yang dilempar oleh laporan EU tersebut," kata Airlangga, Kamis 22 Juni 2017.
Selain sawit, kunjungan ke Uni Eropa juga akan membahas mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau perjanjian kemitraan ekonomi yang tengah dijajaki Pemerintah Indoneia dan Uni Eropa untuk merevitalisasi dan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi kedua mitra.
"Selain sawit pembahasan CEPA. Karena pada akhirnya pembahasan CEPA membutuhkan keputusan parlemen, jangan sampai itu diganggu parlemen," jelas dia.
Pada Mei lalu, delegasi Parlemen Uni Eropa untuk bidang perdagangan internasional (INTA) datang ke kantor Darmin. Dalam pertemuan kali itu, secara panjang lebar membicarakan mengenai hubungan Indonesia-Uni Eropa bukan hanya soal kelapa sawit, namun juga perdagangan dalam arti luas dan investasi.
Revolusi Parlemen Uni Eropa memang menyuarakan secara keras mengenai hasil produk dari kelapa sawit Indonesia. Pengolahan perkebunan kelapa sawit di dalam negeri dianggap sumber kerusakan lingkungan hidup. Oleh karenanya produknya dilarang masuk ke wilayah kawasan Eropa.
Darmin bilang, persoalan lingkungan terlalu sederhana jika dikaitkan dengan satu komoditas. Banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan, bukan hanya karena sawit. Mantan Gubernur Bank Indonesia ini meminta Parlemen Uni Eropa melihat dari sisi yang lebih luas.
Darmin bilang, dari pertemuan tadi, pernyataan perwakilan Parlemen Eropa juga mengisyaratkan bahwa mereka menyadari ada kesalahpahaman selama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News