"Sangat tak mungkin ini diberlakukan, karena aturan PBI-nya kan tak membolehkan, jadi mesti diubah," kata dia kepada Metrotvnews.com, Rabu 29 Maret 2017.
Ketua REI pada 2013 itu mengatakan, selama ini pengembang banyak memberlakukan DP nol persen, namun kenyataannya itu hanya gimmick marketing biasa saja dari pihak pengembang (developer).
"Hanya berusaha menarik minat konsumen saja," tegas dia.
Dia menjelaskan, pengembang membutuhkan dana untuk membiayai sebagian proyek konstruksi perumahan. Dana tersebut didapatkan melalui DP yang dibayar masyarakat ketika membeli rumah.
"Enggak mungkin juga kan developer 100 persen membiayai dana untuk pengembangan rumah," jelas dia.
Dia juga menjelaskan, bahwa rumah seharga Rp350 juta sangat tak mungkin bagi perumahan tapak. Namun, hal ini sangat memungkinkan bagi perumahan apartemen atau rumah susun (rusun).
"Sangat tak mungkin bagi perumahan, kalau apartemen sangat mungkin," jelas dia.
Seperti diketahui, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno telah menggaungkan program rumah dengan DP nol persen. Namun, program tersebut bukan untuk membangun, tetapi pembiayaan untuk memiliki rumah.
baca : Sandi Sebut Biaya Cicilan Program DP Nol Persen Masih Dirumuskan
Pasangan yang diusung oleh Gerindra dan PKS itu akan fokus pada hunian vertikal dalam program kepemilikan rumah bagi warga Jakarta. Pasalnya, lahan di Jakarta sudah minim.
"Rumah itu ada dua tipe. Ada yang rumah tapak, ada yang rumah susun. Ini bukan rumahnya tapi pembiayaannya, bisa macam-macam dalam bentuk akte rumah tapak atau pun rumah susun," kata Anies di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat 24 Februari 2017.
Anies meminta masyarakat tak menyalahartikan program DP nol persen ini sebagai program buat rumah.
"Kami enggak buat rumah tapi pembiayaan." kata Anies.
Kendati demikian, mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tak mau programnya disamakan dengan program rumah susun sewa milik Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. Anies menyebut perbedaannya ialah bentuk pembiayaan.
"Artinya bekerja dalam sistem perbankan," jelas Anies.
Anies menuturkan, program ini dicanangkan karena ingin warga Jakarta punya tempat tinggal. Merasakan nikmatnya kenaikan harga properti di Jakarta.
DP nol persen yang dicanangkan oleh Anies-Sandi ini akan menggandeng Bank DKI. Skema ini diajukan sebagai solusi pada warga yang sulit mendapatkan rumah karena terbentur uang muka. Dengan program ini, warga hanya harus menabung selama enam bulan di Bank DKI untuk bisa mencicil rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News