Ketua DK OJK Muliaman Hadad. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)
Ketua DK OJK Muliaman Hadad. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)

Penyaluran Kredit Program Jaring Capai Rp23,2 Triliun

Eko Nordiansyah • 30 Desember 2016 15:33
medcom.id, Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, program Jangkau, Sinergi dan Guidelines (JARING) berjalan cukup sukses di 2016 ini. Pasalnya dari target Rp9,2 triliun, program Jaring berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp23,2 triliun atau lebih dari dua kali lipat target yang ditetapkan sebelumnya.
 
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad menjelaskan, program yang diluncurkan sejak Mei 2015 ini merupakan kerja sama antara OJK, Lembaga Jasa Keuangan (LJK), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan di bidang kelautan dan perikanan.
 
"Program ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp23,2 triliun (per September 2016) dengan NPL yang cukup kecil 2,2 persen gross," ujar Muliaman di kantor OJK, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/12/2016).

Baca: OJK Bidik Penyaluran Pembiayaan Program Jaring Capai Rp9,2 Triliun
 
Dirinya menambahkan, pencapaian ini menunjukkan jika industri keuangan memiliki minat yang cukup besar untuk pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan. Apalagi sampai dengan saat ini sudah ada 16 bank yang terlibat program Jaring dari sebelumnya hanya delapan bank.
 
Selain program Jaring, OJK juga menginisiasi program asuransi rangka kapal yang merupakan asuransi penyingkiran kerangka kapal dan/atau perlindungan ganti rugi. Dari program ini jumlah kapal yang telah diasuransikan sebanyak 2.912 kapal.
 
Baca: Kriteria Nasabah Dapatkan Kredit via Program Jaring
 
Kedua program ini, lanjut Muliaman, turut mendukung salah satu pilar Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia yang menjadi acuan arah pengembangan sektor jasa keuangan 2015-2019 selama lima tahun, yang diterbitkan awal 2016. Adapun dalam master plan ini terdiri dari tiga pilar utama.
 
Pilar pertama yaitu mengoptimalkan peran SJK dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional (Pilar Kontributif), menjaga stabilitas sistem keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan (Pilar Stabil) dan mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan (Pilar Inklusif).
 
"OJK akan terus dorong, kebutuhannya yang begitu besar, bervariasi dan beragam. Mulai dari nelayan sampai yang kecil-kecil sampai produksi cold storage, pembuatan pabrik kapal. Saya kira potensi akan besar," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan