Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam sambutannya di acara "Indonesia Menuju Ekonomi Berkeadilan" mengatakan berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk membalikkan arah ekonomi yang sejak 2013-2014 melambat.
Dirinya mengatakan hal pembalikan itu sudah mulai terlihat dari capaian pertumbuhan ekonomi sejak kuartal empat tahun lalu yang menembus lima persen. Serta turunnya gini ratio menjadi 0,394.
Jika dijabarkan berturut-turut, penurunan gini ratio sejak Maret 2015 sampai September 2016 yaitu 0,408, 0,402, 0,397, dan terakhir 0,394. Meskipun penurunannya tipis, namun menurut Darmin hal tersebut menunjukkan bahwa perbaikan indikator makro membuat ekonomi berkembang dengan kualitas yang baik.
Baca: Tingginya Gini Ratio Picu Konflik Sosial dan Radikalisme
"Di penghujung 2016 sebetulnya itu mulai terlihat bahwa selain pertumbuhan mulai membaik, sedikit membaik, kemudian kalau dilihat indikator-indikator lain, tingkat kemiskinan turun, tingkat pengangguran turun. Gini ratio juga turun (meski) tidak banyak namun turun," kata Darmin di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa 30 Mei 2017.
Dia menyebutkan, setidaknya ada tiga pembenahan yang dilakukan, pertama di sisi anggaran. Sejak awal pemerintahan, Jokowi memulai mentransformasikan kebijakan anggaran yang konsumtif menjadi produktif yakni dengan mengalokasikan anggaran subsidi untuk membangun infrastruktur, pendidikan dan bantuan sosial.
Baca: CORE Indonesia Pertanyakan Penurunan Gini Ratio
Kedua, merumuskan beberapa sektor menjadi pondasi ekonomi yakni sektor industri manufaktur, pariwisata, dan perikanan. Ketiga yakni melakukan deregulasi dan debirokratisasi untuk menarik minat investasi agar semakin kompetitif.
"Dan itu sedikit banyak berhasil. Tentu tidak bisa berminpi bahwa dalam situasi ekonomi global seperti ini kita bisa melakukan pembalikan yang signifikan," jelas Darmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News