"Kita perkirakan ada pertumbuhan penumpang 7-10 persen khusus Natal dan tahun baru 2017. Itu kita bandingkan dengan rata-rata penumpang di hari biasa," ucap Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait, ditemui di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Edward menuturkan, jumlah penerbangan ini tidak hanya mengarah ke Bali saja, tapi ke tempat wisata yang masih belum banyak didatangi oleh banyak orang. Dia menyebut, tren tujuan wisata belakangan ini banyak mengarah ke Indonesia Timur seperti Ambon, Labuan Bajo, dan daerah lainnya.
Baca: Lion Air Lirik Bisnis Pengiriman Paket
"Destinasi sekarang berubah, kalau dulu Bali, Yogyakarta, dan yang tradisional Medan, Manado, Makassar. Sekarang sudah mulai ada orang tahun baruan di Gorontalo, di Ambon, terus ke Labuan Bajo, new destination. Orang lebih suka yang natural," beber Edward.
Adanya perubahan tren destinasi wisata, sebut Edward, maka Lion Air tidak mengaku kesulitan merangkul banyak pelanggan.
"Dengan tambahnya destinasi wisata ke Indonesia timur, Lion Air tidak lagi harus menambah penerbangan atau extra flight ke destinasi tertentu," jelas Edward.
Baca: Lion Air Klaim Semakin Tepat Waktu
Dengan tingkat prediksi pertumbuhan penumpang di posisi tersebut, sambung Edward, perusahaan akan menambah penerbangan dengan Airbus 330. "Kita normal saja, kita tambah wide body, kita punya Airbus 330. Meningkatnya destinasi wisata tidak membuat destinasi favorit seperti Bali dan Yogyakarta akan sepi penumpang," tutup Edward.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id