Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

Penurunan Impor Jagung Pacu Petani Tingkatkan Produksi

Ade Hapsari Lestarini • 22 Juni 2017 15:04
medcom.id, Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) telah menggelontorkan kebijakan pengendalian impor jagung dan terus menggenjot produksi jagung. Langkah-langkah tersebut dinilai membuahkan hasil. Saat ini, produksi jagung naik tinggi dan impor jagung turun drastis.
 
Produksi jagung di 2016 tercatat sebesar 23,5 juta ton atau naik 20,2 persen dibandingkan 2015 dan selanjutnya angka prakiraan produksi jagung 2017 naik lagi menjadi 26,0 juta ton. Peningkatan produksi sejak 2015 hingga 2017 ini memberikan nilai tambah sebesar Rp26,6 triliun untuk dinikmati bagi petani.
 
Produksi jagung yang tinggi ini, diikuti penurunan impor jagung, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) impor jagung total 2016 sebesar 1,3 juta ton atau turun 62 persen dibandingkan 2015 dan selanjutnya pada Januari-Mei 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak alias nihil.

Baca: Target Kementan, 2018 Tak Perlu Impor Jagung
 
"Saya apresiasi prestasi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah berhasil meningkatkan produksi jagung dan menyetop impor jagung," ungkap Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 22 Juni 2017.
 
Winarno mengatakan, hal ini menjadi berkah bagi petani dan memacu semangat petani untuk terus berproduksi. Kebutuhan bahan baku jagung untuk industri pakan ternak maupun para peternak unggas 100 persen dipenuhi dari produksi sendiri.
 
"KTNA mendukung penuh seluruh program pemerintah, termasuk pengembangan jagung di 2017 seluas 3,0 juta hektare (ha), integrasi jagung dengan kebun/hutan serta membangun kemitraan GMPT dengan petani jagung," tambah Winarno.
 
Baca: Pemerintah Atur Harga Jual Jagung Impor dari Perusahaan ke Bulog
 
Senada, peneliti senior Indef Sugiyono juga menyampaikan apresiasi atas prestasi tidak impor jagung ini,  "Saya mengapresiasi kinerja Mentan Amran. Program jagung sejak 2015 ini telah sukses mengakhiri langganan impor yang sudah berjalan puluhan tahun," tutur dia.
 
Sugiyono berharap aspek hilir mendapat perhatian lebih, yaitu penyiapan alat pengering jagung, pengolahan dan tata niaganya. Kemitraan dengan Industri Pakan Ternak ini sudah bagus karena memberikan kepastian pasar dan jaminan harga yang wajar.
 
"Sedangkan pihak Industri Pakan membutuhkan pasokan jagung dari petani sekitar 750 ribu ton per bulan dipenuhi secara kontinu, kualitas dan spesifikasi jagung sesuai standar pabrik," pungkas Sugiyono.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan