"Saya belum tahu persis (kenaikannya berapa), sampai saat ini masih direvisi," kata Deputi bidang Administrasi dan Umum BP Batam Sigit Priadi Pramudito di Plaza Mandiri, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (28/11/2016).
baca : BP Batam Targetkan Investasi Capai USD736 Juta
Dirinya menambahkan, kemungkinan kenaikan UWTO sekira 200 hingga 300 persen. Meskipun begitu dirinya masih enggan untuk menanggapi apakah kenaikan ini akan berpengaruh terhadap iklim investasi di Batam.
"Saya enggak komentar dulu soal itu," kata Sigit.
Sebelumnya Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro mengatakan, skenario tarif yang ditawarkan bermacam-macam yakni pada kosaran 100, 150, 200, hingga 250 persen. Namun keputusan nantinya tak bisa lebih dari 200 persen.
"Kenaikannya tidak lebih dari 200 persen batas atas, atau 150 persen lah katakan. Kan katanya ada yang bilang di Perka saya yang lama, sampai 300-400 persen. Walaupun itu cuma beberapa aja loh jangan disalahartikan. Tidak semuanya saya naikkan. Memang hal-hal tertentu memang saya naikkan," tutur Hartanto.
Lebih jauh, dirinya mengatakan hingga kini yang dikhawatirkan dengan tarif yang mahal membuat investor enggan datang untuk berinvestasi di Batam oleh karenanya UWTO harus diubah. Namun, dirinya pun tak bisa memastikan jika tarif UWTO diturunkan apakah akan diikuti dengan penurunan harga pasar.
"Pertanyaannya kemudian apakah iya turunkan UWTO akan turunkan harga pasar? Ya kan? Itu saja," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News