Luhut mengatakan, setiap barang yang sampai di pelabuhan akan langsung didistribusikan ke pelabuhan kering (dry port), yakni sebuah tempat sementara untuk mengumpulkan seluruh barang. Saat ini, barang yang sampai di pelabuhan Tanjung Priok dan sudah memiliki surat-surat lengkap akan langsung dijemput untuk diletakkan ke dry port Cikarang.
Baca: Target Dwelling Time Meleset karena Sarat Pungutan Liar
"Dari original barang datang itu harus langsung dari Cikarang, jadi kita siapkan sebelah baratnya agar bisa langsung ke industri, seperti Pizza Hut, ada yang antar ke industri dan juga ada yang jemput," tegas Luhut saat pemaparan dua tahun Jokowi-JK, di Gedung Bina Graha, Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Namun, Luhut menggarisbawahi, sistem antar jemput seperti Pizza Hut tersebut tidak berlaku untuk barang dengan kategori merah dan kuning. Barang dengan kategori tersebut tidak diloloskan masuk ke dry port karena bisa membahayakan negara karena belum memenuhi persyaratan lengkap.
Luhut melanjutkan, selain dry port Cikarang, pemerintah bersama stakeholder akan membuat beberapa dry port tambahan seperti di Semarang, Surabaya, Makassar, dan Medan. Dengan demikian, waktu bongkar muat akan bisa ditekan lagi menjadi 3,3 hari sampai 2,7 hari.
Baca: Ini Penyebab Lamanya Dwelling Time di Pelabuhan Belawan
"Kalau ini sukses dalam dua bulan, akan kita kembangkan, ada di Semarang, Surabaya, Makassar, dan Medan, dwelling time akan di 2,7 hari-3,3 hari," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News