Ilustrasi pembangunan LRT. (FOTO: Medcom.id/Annisa Ayu)
Ilustrasi pembangunan LRT. (FOTO: Medcom.id/Annisa Ayu)

Pembangunan LRT Jabodebek Tahap I Capai 58,3%

Nia Deviyana • 15 Februari 2019 13:59
Jakarta: PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menyatakan progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) telah mencapai 58,3 persen. Adapun proyek tahap I ini telah dikerjakan sejak September 2015 dengan menghabiskan biaya Rp22,8 triliun.
 
Dijabarkan Direktur Operasional Adhi Karya Pundjung Setya Brata, lintas 1 dengan rute pelayanan Cawang-Cibubur paling besar progresnya, yakni mencapai 78,5 persen. Sementara lintas 2 dengan rute Cawang-Kuningan-Dukuh Atas telah mencapai 46,1 persen. Kemudian, lintas 3 dengan rute Cawang-Bekasi Timur telah mencapai 52,8 persen.
 
"Sekitar Juni atau Juli mungkin rangkaian pertama yang datang dari PT Inka bisa diuji coba di lintas Cawang-Cibubur dengan waktu 42 menit," ujar Pundjung di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Februari 2019.

Untuk lintas 2 dan 3, progresnya memang belum sebesar lintas 1 lantaran terkendala pembebasan lahan. "Terutama di Bekasi Timur yang bakal menjadi lokasi depo LRT Jabodebek seluas 12 hektare," tambah dia.
 
Selanjutnya, Pundjung juga menjelaskan terkait pemilihan moda melayang (elevated) pada pembangunan LRT, yang tak lain karena biayanya lebih murah. Hal itu juga menanggapi komentar Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan seharusnya LRT luar kota tidak dibangun elevated.
 
Baca juga: LRT Jabodetabek Rampung 2021
 
Dalam hal ini, Pundjung menegaskan ADHI telah melakukan kajian mendalam mengenai pemilihan opsi elevated tersebut.
 
Melihat perkembangan pembangunan DKI Jakarta yang padat, pembangunan LRT Jabodebek dengan opsi elevated dipilih sebagai solusi dari masalah ketersediaan tanah di DKI Jakarta.
 
Pundjung menuturkan selain LRT Jabodebek banyak pembangunan infrastruktur transportasi yang dibuat elevated seperti koridor 13 TransJakarta, jalan tol Antasari, dan beberapa ruas tol dalam kota.
 
"Jadi kalau kita lihat dari infrastruktur transportasi, opsi yang diambil adalah elevated," paparnya.
 
Pemilihan opsi elevated juga dipilih karena LRT Jabodebek akan melewati beberapa moda transportasi lain. Pundjung kembali menyebutkan, pembangunan LRT Jabodebek yaitu pada ruas arah Cikampek dan Bogor akan melewati jalan layang tol elevated dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
 
"Tentunya sudah dipertimbangkan masak-masak kenapa dipilih opsi itu," ujar dia.
 
Pundjung menjelaskan LRT Jabodebek tidak mungkin dibangun seperti MRT Lebak Bulus-Bundaran HI yang dibangun dengan opsi elevated dan bawah tanah (underground). Pembangunan dengan opsi underground dinilai ADHI lebih mahal ketimbang elevated.
 
Selain itu pembangunan underground juga tidak memungkinkan untuk pengoperasian kereta LRT dan mempertimbangkan kenyamanan penumpang.
 
"Jadi enggak mungkin jalan naik turun yang nanti efeknya kenyamanan penumpang yang kedua ketahanan kereta. Dan tentunya dalam investasi tidak hanya bicara capex dan tapi juga opex. Kalau naik turun akan ada biaya operasi lebih tinggi karena penggunaan energi yang lebih tinggi untuk jalan naik turun," tutup dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan