Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, selain tidak memakan banyak biaya, lahan itu bisa menghasilkan produksi yang besar. Lahan tersebut berpotensi mampu ditanam tiga kali dalam setahun.
Baca: Degradasi Lahan Pertanian Ancam Swasembada Pangan Nasional
"Lahan pasang surut di Indonesia kurang lebih 20 juta hektare, yang bisa kita optimalkan 10 juta ha. Ini adalah raksasa tidur di Indonesia. Jadi 2018 kami optimalkan lahan pasang surut. Biayanya murah, hasilnya besar," kata Amran dikutip dari Antara, Selasa 7 November 2017.
Amran menjelaskan, pihaknya telah diuji coba dengan luas 1000 hektare di Sumatera Selatan. Hasilnya produktif. Oleh karena itu, pada 2018 Kementan akan menggarap potensi lahan rawa di Sumatera
Selatan seluas 500 ribu hektare menjadi lahan pertanian.
Amran menyebutkan, jika lahan tersebut memproduksi tiga kali masa panen, setidaknya ada tambahan 12 juta ton gabah beras dengan nilai produksi sekitar Rp4 triliun. Menurut dia, hasil tersebut dapat meningkatkan pendapatan petani di Sumatera Selatan.
Baca: Kalbar Komitmen Kembangkan Pertanian sebagai Komoditas Ekspor
Kementan mencatat realisasi fisik cetak sawah pada 2016 sebesar 129.076 hektare atau 97,67 persen. Hasil evaluasi per 31 Oktober 2017 menunjukkan sawah seluas 126.437 ha sudah dimanfaatkan.
Mentan Amran Sulaiman menjelaskan kegiatan cetak sawah menunjukkan kenaikan tertinggi setelah bekerja sama dengan TNI AD sejak 2015. Sebelumnya, realisasi cetak sawah hanya seluas 24 ribu sampai 26 ribu ha per tahun. "Tahun 2015-2016 naik cetak sawah 400 persen. Itu kenaikan tertinggi dalam
sejarah. Ini luar biasa karena sinergi bersama," kata Amran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News