Hal itu disampaikan Andi saat membuka Rapat Konsolidasi Pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Yogyakarta, Minggu, 29 September 2019. Menurutnya, bansos hanya bersifat semi permanen dalam menurunkan angka kemiskinan.
"Bansos itu sebetulnya adalah bagian dari program menekan pengeluaran KPM,” kata Dirjen PFM Andi ZA Dulung, dalam keterangan tertulis, Senin, 30 September 2019.
Disebutkan Dirjen PFM, upaya untuk menurunkan angka kemisknan yaitu melalui program pemberdayaan. Dengan begitu, KPM bisa meningkatkan pemasukan mereka.
"Pak Menteri (Mensos Agus Gumiwang) menginginkan penurunan angka kemiskinan yang sebenarnya itu adalah karena keberhasilan program-program pemberdayaan. Program untuk sustainable income,” ucap Dirjen PFM.
.jpeg)
Walau begitu, Dirjen PFM mengingatkan bahwa menyukseskan program pemberdayaam tidak mudah. Salah satu tantangannya yaitu mengubah pola pikir KPM untuk mandiri.
"Pola pikir KPM harus diubah. Sebab, sangat bergantung terhadap perolehan modal untuk menjalankan program pemberdayaan.
.jpeg)
Oleh karena itu, dia berharap agar para pendamping untuk serius membantu mengubah pola pikir KPM. "Tanpa perubahan mindset, cara berpikir, cara memandang suatu persoalan, orang itu akan sulit menyelesaikan persoalannya sendiri. Akan sulit mandiri," katanya.
Sebelumnya, Direktur PFM Wilayah II I Wayan Wirawan menyampaikan laporan kegiatan Rapat Konsolidasi Pelaksanaan BPNT di Yogyakarta untuk mengetahui capaian kegiatan BPNT Direktorat PFM Wilayah II tahun 2019. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan BPNT di Wilayah II, dan membangun kesepahaman dan kesepakatan terhadap pelaksanaan BPNT, khususnya di Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News