Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya tidak membebaskan secara langsung biaya tarik tunai dari atm lain. Namun biaya penarikan sebesar Rp7.500 tersebut akan diganti pada akhir bulan.
"Kita berikan kebebasan tapi tidak dibebaskan langsung, dikenakan biaya tapi secara sistem yang sudah didebet akan dikembalikan pada akhir bulan," katanya dalam jumpa pers di Menara BCA, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin 28 Agustus 2017.
baca : 70% ATM BCA se-Indonesia Masih Berfungsi
Jahja menuturkan, pembebasan biaya tersebut hanya berlaku untuk penarikan tunai, sedangkan transaksi lainnya akan tetap dikenakan biaya normal. Adapun BCA menanggung beban biaya penarikan tunai dari ATM lain sebesar Rp50 miliar hingga Rp70 miliar atas gangguan satelit tersebut.
"Kita perkirakan Rp50 miliar hingga Rp70 miliar ya selama proses recovery," tuturnya.
Biaya tersebut, lanjut Jahja, belum termasuk beban dari recovery 5.700 atm yang offline. Upaya perbaikan lewat pemindahan jaringan dari satelit telkom 1 ke satelit Avstar. Hingga kini 121 ATM telah mengalami perbaikan dan proses recovery berlangsung secara bertahap hingga September mendatang.
"121 sudah diselesaikan dari 126 atm dan kita butuh waktu 2,5 hari untuk 100 atm ya," imbuh dia.
Dia menambahkan, 70 persen atau kebih dari 12.000 jaringan ATM yang tersebar di beberapa kota di Indonesia tetap dapat memberikan layanan kepada nasabah BCA.
Jahja pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh nasabah bank BCA atas gangguan layanan tersebut. Pihaknya menyarankan nasabah menggunakan transaksi online dan mengambil uang tunai melalui atm BCA yang berada di kantor cabang terdekat.
Seluruh ATM di kantor cabang BCA menggunakan fiber optik sehingga dapat berfungsi optimal.
"BCA menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamannya. Kami sarankan gunakan atm di kantor cabang BCA," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News