Indonesia kalah dari Singapura yang berada di posisi 17 dunia, Malaysia peringkat 29 dunia, dan Thailand 31 dunia.
"Ini menjadi catatan kita ke depan. Untuk meningkatkan peringkat perlu memperbaiki empat sub indeks dan 14 pilar yang menjadi tolak ukur index daya saing pariwisata dunia," kata Jokowi dalam membuka rapat terbatas terkait Peningkatan Pariwisata Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020.

Kawasan wisata Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Foto dok. MI
Empat sub indeks tersebut ialah Enabling Environment (iklim yang mendukung), Travel and Tourism Policy and Enabling Conditiong (kebijakan dan kondisi yang mendukung pariwisata), infrastruktur, serta sumber daya alam dan budaya. Sub indeks ini kemudian memiliki 14 pilar lain, serta 90 indikator.
Jokowi heran pariwisata Indonesia masih kalah. Padahal, Indonesia memiliki lima keunggulan dibandingkan negara lain.
"Lima keunggulan itu berkaitan dengan daya saing harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan, dan daya tarik budaya dan kunjungan bisnis," tutur dia.
Jokowi mengakui ada beberapa kelemahan di bidang lingkungan berkelanjutan, kesehatan, kebersihan, infrastruktur pariwisata, serta keamanan. Indonesia pun masih minim kesiapan teknologi informasi. Namun, semua itu masih dalam pembenahan.
"Saya kira catatan-catatan ini harus kita jadikan acuan dalam bekerja ke depan, dengan target-target yang terukur dan jelas," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News