Erick mengatakan pemerintah tidak bisa melarang masyarakat untuk tidak panik. Ia menilai kepanikan merupakan suatu hal yang wajar yang diibaratkan layaknya seorang ibu yang sedang mendapati anaknya sakit.
"Panik itu natural, kalau melarang orang panik enggak mungkin tapi yang penting yang kita beri edukasi kita siap, stoknya ada, barangnya ada," kata Erick dalam kunjungannya ke Gudang Bulog di Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Erick menyebutkan dalam menghadapi aksi panic buying akibat virus korona, Bulog memiliki stok beras sebanyak 1,65 juta ton. Ia bilang stok tersebut akan bertambah sejalan dengan akan datangnya masa panen raya pada akhir Maret hingga April.
"Stok yang ini ditambah yang itu (panen) Insyaallah aman," jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan memang terjadi kenaikan permintaan untuk beras yang dijual secara online. Namun ia bilang bukan karena virus korona.
"Yang online biasanya hanya sampai 70-80 juta, tiga hari ini jadi 171 juta. Tapi bukan karena korona tapi karena masa panen belum ada, jadi mereka beli di Bulog," jelas Buwas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News