Industri keramik. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Industri keramik. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Penjualan Industri Keramik Tumbuh 15% di 2016

Husen Miftahudin • 10 Januari 2017 08:27
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan pertumbuhan industri keramik nasional pada 2016 mengalami capaian positif. Penjualan industri keramik Tanah Air tumbuh subur sekitar 10 persen hingga 15 persen dengan volume antara 385 juta meter persegi 402 juta meter persegi.
 
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlanga Hartarto mengungkapkan, kenaikan penjualan yang tumbuh signifikan itu membuat industri keramik bakal menambah kapasitas di 2017. Salah satunya PT Arwana Citramulia Tbk yang akan pula menambah kapasitas dengan mengoperasikan pabrik baru di Jawa Timur.
 
Kemenperin mencatat, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional sebesar 580 juta meter persegi dengan realisasi produksi ubin keramik mencapai 350 juta meter persegi pada 2016. Sebanyak 87 persen produksi keramik nasional dipasarkan di dalam negeri, serta sisanya di ekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika.

Baca: Produksi Keramik & Granit Tiongkok Kuasai Indonesia
 
"Produksi keramik nasional, antara lain ubin, tableware, sanitari, genteng (rooftile)," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
 
Menurutnya, industri keramik di Indonesia merupakan salah satu kelompok sektor yang diandalkan sebagai penggerak kinerja industri nasional selama 25 tahun terakhir. Selain itu juga menjadi salah satu industri unggulan karena dukungan ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia.
 
"Industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat. Dengan program pemerintah dalam meningkatkan pembangunan properti dan perumahan, diharapkan meningkatkan konsumsi keramik nasional," tuturnya.
 
Kemenperin, lanjutnya, juga pada tahun ini menargetkan agar industri keramik dan kaca mendapatkan harga gas di bawah USD6 sesuai Perpres. "Dengan itu, diharapkan industri keramik menjadi industri manufaktur yang menopang perekonomian Indonesia," papar dia.
 
Baca: Menperin Harap Industri Keramik Tingkatkan Ekspor
 
CEO Arwana Citramulia Tandean Rustandy mengatakan, perusahaan telah mengembangkan usahanya di daerah Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan serta melakukan perluasan kapasitas produksi terpasang dengan pembangunan pabrik kelima di Mojokerto, Jawa Timur sehingga total kapasitas produksi terpasang sebelumnya 49,37 juta meter persegi per tahun menjadi  60 juta meter persegi per tahun.
 
"Pembangunan pabrik kelima dengan kapasitas produksi 8 juta meter persegi per tahun, yang telah selesai dibangun dan berproduksi sejak Agustus 2016 ini menelan nilai investasi sebesar Rp300 miliar dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 350 orang. Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ubin keramik dan membuka lapangan kerja khususnya wilayah Jawa Timur, Bali, dan Indonesia bagian Timur," papar dia.
 
Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menyampaikan, pemerintah dan pelaku industri keramik perlu memiliki komitmen untuk menyusun strategi kebijakan dalam upaya mengendalikan produk keramik impor dengan berkompetesi memproduksi jenis, ukuran, dan desain keramik sesuai permintaan pasar dalam negeri.
 
"Selain itu, diperlukan penegakan hukum dalam penerapan SNI wajib, usulan Technical Barrier to Trade (TBT) atas produk impor, dan peningkatan produktivitas perlu mulai diimplementasikan sebagai upaya pengendalian impor," tutup Sigit.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan