Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Kepala BKF: Kebijakan Fiskal Tetap sebagai Shock Absorber pada 2023

Antara • 15 Desember 2022 20:36
Jakarta: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyampaikan kebijakan fiskal akan tetap berfungsi sebagai shock absorber dan instrumen dalam mendukung reformasi struktural untuk fondasi bagi pembangunan jangka panjang pada 2023.
 
"Secara konsisten kita terus mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber, ini sudah kita lakukan dalam dua-tiga tahun terakhir, mendorong strategi mitigasi yang terus lebih solid dengan mensinergikan bauran kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan," kata Febrio dalam acara bertajuk Momentum Konsolidasi Ekonomi & Politik, Kamis, 15 Desember 2022.
 
Lebih lanjut, pihaknya akan terus mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk melindungi masyarakat dan mendukung sektor prioritas sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Pemerintah juga akan mengantisipasi tekanan di pasar keuangan global melalui koordinasi dan sinergi kebijakan dalam kerangka KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan)," kata Febrio.
 
Dia menyampaikan kredibilitas kebijakan fiskal sangat krusial untuk menjadi jangkar stabilitas dan menjaga kepercayaan publik pada tahun depan 2023.
 
Apalagi, mulai tahun depan Indonesia kembali menjalankan konsolidasi fiskal yang mana batas atas defisit APBN dikembalikan di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus USD5,16 Miliar di November 2022

 
Namun demikian, pihaknya optimistis perekonomian nasional akan tetap resilien dalam menghadapi tekanan ketidakpastian global pada 2023, yang didukung oleh fundamental dan pemulihan yang kuat.
 
Dia menjelaskan, hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang di atas lima persen selama empat kuartal berturut-turut, investasi tumbuh di atas lima persen, tingkat pengangguran turun berada di angka 5,8 persen, tingkat kemiskinan turun di angka 5,4 persen per kuartal III-2022.
 
Selain itu, ekspor yang tumbuh dua digit sepanjang 2022, sehingga mendorong neraca perdagangan surplus 30 bulan berturut-turut. "Meski kondisi Indonesia relatif baik, kita perlu hati hati dalam pilihan kebijakan dan senantiasa menjaga fiskal yang prudent dan sustainability," kata Febrio.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan