"Dalam pandangan proyeksi IMF, tingkat inflasi negara berkembang, termasuk Indonesia, bergerak lebih teregulasi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kamis, 12 Oktober 2023.
Menurut dia, komponen harga komoditas dalam perhitungan inflasi inti tidaklah terlalu besar, di saat dampak dari guncangan ketidakpastian global yang salah satunya datang dari kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Faktor tersebut memiliki dampak yang lebih terukur pada negara berkembang.
Baca juga: Pemanfaatan Bonus Demografi Kunci Indonesia Peringkat 5 PDB Dunia |
Kebijakan moneter sejalan dengan inflasi yang landai
IMF juga memprediksi kebijakan moneter Indonesia akan sejalan dengan inflasi yang tetap landai meski banyak bank sentral negara lain yang masih menerapkan kebijakan moneter agresif.
IMF meyakini kebijakan fiskal Indonesia akan tetap stabil dengan ruang fiskal yang memadai, disertai dengan kebijakan pajak yang moderat dan reformasi struktural, realisasi belanja yang berjalan, juga peningkatan belanja modal secara bertahap dalam jangka menengah.
Di sisi lain untuk 2024, IMF mempertahankan pertumbuhan tetap stabil, yang diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di level lima persen.
Laju inflasi diprediksi melandai di kisaran 2,5 persen (yoy), yang juga masih berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 1,5-3,5 persen (yoy).
"Sehingga saat ini dan ke depannya menunjukan ekonomi Indonesia masih solid sehingga resiliensi Indonesia masih terjaga di tengah ketidakpastian dan peningkatan risiko global," kata Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News