"Sampai minggu lalu (capital inflow) Rp157 triliun dalam bentuk portofolio inflow tidak termasuk penanaman modal asing. Dalam bentuk saham, obligasi pemerintah, saham sekitar Rp37 triliun sisanya obligasi pemerintah," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (3/11/2016).
Baca: BI: Tax Amnesty Berkontribusi Giring Capital Inflow Sebesar Rp97 Triliun
Perry menambahkan, potensi penambahan aliran modal masuk juga dipengaruhi repatriasi dana dari program pengampunan pajak (tax amnesty) yang dijalankan pemerintah. Maduknya dana tersebut akan menambah inflow selain dari melalui portfolio seperti penanaman modal asing.
Setidaknya dari amnesti pajak periode pertama, ada Rp143 triliun dana repatriasi yang akan masuk ke Indonesia. Setidaknya hingga akhir tahun ini, Perry memperkirakan akan ada tambahan dana masuk ke Indonesia mencapai Rp100 triliun.
"Kan Rp143 triliun yang sudah masuk baru sekitar Rp 40an triliun, yang Rp100 triliun itu akan masuk dan kami antisipasi di Desember ini. Itu yang juga jawabannya aliran modal asing masih akan masuk bukan hanya portfolio dan dana repatriasi," jelas dia.
Meskipun begitu, ketidakpastian ekonomi global diprediksi masih akan terus berlanjut. Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat menjadi salah satu hal yang diantisipasi oleh BI selain rencana kenaikan suku bunga AS oleh bank sentralnya, The Fed.
"Itu kami antisipasi tetapi sejauh ini dampaknya terhadap Indonesia, itu tidak besar bahkan sama sekali tidak ada. Itu dalam arti portofolio inflow masih masuk, kurs relatif stabil dan cukup baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News