"Memasuki triwulan ketiga, tantangan utama yang dihadapi pasar adalah inflasi yang tak kunjung reda, sikap hawkish bank sentral AS, serta meningkatnya risiko resesi dan penurunan peringkat keuntungan," kata Hou Wey Fook, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 7 Juli 2022.
Dengan latar belakang inflasi dan gejolak ini, lanjutnya, DBS menegaskan kembali pilihan untuk ekuitas berkualitas dan penentu harga dengan posisi pasar kuat, margin keuntungan tangguh, dan kemampuan untuk membebankan biaya yang meningkat ke konsumen, seperti sektor yang berkaitan dengan komoditas.
Terkait pendapatan tetap, lanjutnya, kredit jangka pendek dan berkualitas tinggi menjadi alternatif menarik dibandingkan dengan uang tunai. DBS terus menekankan pentingnya alternatif, termasuk emas dan aset swasta, untuk mendiversifikasi risiko portofolio.
Baca: G20 Rekomendasikan Ada Intervensi Teknologi di Sektor Pertanian |
"Mengingat inflasi berlanjut, didorong kelangkaan komoditas, kami menggarisbawahi investasi di komoditas sebagai pendekatan satelit, yaitu membangun portofolio investasi dari gabungan dana investasi, saham, dan obligasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dalam jangka pendek. Kami yakin strategi ini akan membantu portofolio mengatasi inflasi," ucapnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut pemerintah saat ini mewaspadai ancaman kenaikan inflasi pangan. Hal ini akibat situasi global seperti perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga pangan.
Sri Mulyani mengatakan sejauh ini Indonesia dalam situasi yang cukup aman meski harga pangan global meningkat. Namun demikian, pemerintah tak ingin terlena karena tantangan kenaikan inflasi sudah terjadi di sejumlah negara.
"Ini tidak membuat kita terlena. Tantangan tekanan inflasi dari pangan harus kita waspadai," kata dia.
Ia menjelaskan pemerintah saat ini berupaya terus membangun ketahanan pangan dalam situasi geopolitik dan global ekonomi global. Bahkan masalah ketahanan pangan ini telah menjadi perhatian forum internasional agar segera bisa diselesaikan.
"Di dalam G20 ini jadi salah satu isu yang menjadi perhatian karena pangan ini menjadi sumber inflasi dunia dengan adanya perang di Ukraina yang menimbulkan dampak terhadap supply chain dan supply dari makanan maupun dari pupuk," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News