Ilustrasi Pertalite. Foto: Dokumen Pertamina.
Ilustrasi Pertalite. Foto: Dokumen Pertamina.

SPBU Sebelah Sudah Turun Harganya, Kok BBM Subsidi Pertamina Masih Mahal Aja?

Insi Nantika Jelita • 11 Januari 2023 14:02
Jakarta: Seiring penurunan harga minyak dunia yang anjlok di kisaran USD75 per barel, pemerintah diminta menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi agar inflasi tahun berjalan tidak melonjak. Ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto.
 
Ia menyebut inflasi 2022 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 5,5 persen secara tahunan (yoy), dinilai cukup mengkhawatirkan. Mulyanto pun mendorong pemerintah agar fokus mengendalikan daya beli masyarakat tetap terjaga. Salah satunya dengan penurunan harga BBM pertalite dan solar.
 
"Ini cara mujarab untuk mengendalikan inflasi," ucapnya dalam keterangan yang diterima wartawan, Rabu, 11 Januari 2023.
Mulyanto menuturkan pemerintah telah mencermati keputusan operator swasta maupun Pertamina yang menurunkan harga BBM nonsubsidi lebih dari Rp1.500 per liter. Bahkan BBM sejenis pertalite yang dijual oleh operator swasta seperti Revvo 90 serta BP 90 juga sudah menurunkan harganya.
 
"Kalau pemerintah prorakyat, maka saatnya pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi ini," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
 
Harga BBM subsidi tidak bisa langsung turun
 
Rekan sejawatnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengatakan penurunan harga minyak dunia tidak bisa secara langsung direspons untuk menurunkan harga BBM subsidi.
 
Pasalnya, harga jual BBM tersebut masih lebih rendah dibandingkan harga keekonomiannya. Hal ini karena adanya subsidi dari pemerintah terhadap pertalite dan solar.
 
Dalam catatan Kementerian BUMN, harga keekonomian pertalite sebesar Rp11.100 per liter. Dengan harga pertalite Rp10 ribu per liter, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp1.100 untuk satu liternya.
 
"Meski harga minyak dunia turun, bukan berarti secara spontan harga pertalite bisa langsung turun. Harus dikaji dulu. Karena muatan subsidinya cukup besar," kata Eddy saat dihubungi wartawan.
 
Baca juga: Stok Minyak Global Diramal Naik, Tapi...

 
Ia menyebut naik turunnya harga BBM akan berpengaruh pada keberlangsungan harga bahan pokok dan harga lainnya. Apalagi, pertalite menjadi jenis BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia di 2021.
 
Menurut laporan Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia yang dirilis Kementerian ESDM, konsumsi pertalite menembus 23,29 juta kiloliter (kl) di 2021.
 
"Sehingga diperlukan kajian yang matang atas penurunan BBM subsidi. Seberapa besar dampak penurunan minyak dunia terhadap nilai keekonomian pertalite itu," ungkap Eddy.
 
Kewenangan pemerintah
 
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyampaikan, penentuan harga untuk BBM subsidi merupakan kewenangan regulator, yakni Kementerian ESDM dan kementerian terkait.
 
"Kewenangannya ada di regulator. Perlu diketahui bahwa dengan harga saat ini, masih ada unsur subsidi pada BBM solar maupun pertalite," ucapnya.
 
Ia berujar penentuan harga BBM subsidi atas pertimbangan harga minyak mentah, publikasi mean of platts Singapore (MOPS) atau Argus, inflasi, dan pergerakan kurs rupiah.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif