Dalam sambutannya, di acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang digelar Metro TV bersama Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Jokowi menyebut perbandingan tersebut sudah tidak relevan lagi saat ini.
"Kurs USD dan nilai tukar rupiah bukan lagi tolak ukur yang tepat sekarang ini," tegas Jokowi, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Baca: Ekonom: Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5% di 2017
Menurut Jokowi, jika ingin menilai fundamental ekonomi Indonesia salah satunya dari sisi mata uang Garuda maka seharusnya dibandingkan dengan mata uang negara mitra dagang utama. Tiongkok, misalnya, sebagai partner dagang utama Indonesia yang kontribusinya 15,5 persen terhadap total ekspor Indonesia. Artinya, rupiah dibandingkan dengan yuan.
Atau, lanjut Jokowi, membandingkan nilai tukar rupiah dengan mata uang euro milik Eropa yang kontribusi terhadap ekspor Indonesia sebesar 11,4 persen atau yen Jepang yang kontribusi ekspornya mencapai 10,7 persen. Sementara AS, kontribusinya hanya sekitar 10 persen dari total ekspor Indonesia.
Baca: 3 Tugas Pemerintah Demi Kerek Ekonomi 7% di 2017
"Ini penting sekali untuk tidak hanya memantau kurs USD semata," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id