Menteri Keuangan Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Sri Mulyani Jelaskan Pembengkakan Subsidi 2016

Desi Angriani • 26 Mei 2017 18:25
medcom.id, Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2016 menyoroti pembengkakan anggaran subsidi yang terjadi pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016.
 
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bergerak dipasaran berbeda dengan anggaran subsidi BBM yang telah dialokasikan dalam APBN.
 
"Katakan lah 1 liter subsidinya Rp500. Tapi ternyata harga di pasar bergerak, jadi subsidinya lebih besar dari apa yang dianggarkan," ucap Sri Mulyani, seusai menghadiri penyerahan hasil audit laporan keuangan 2016 di Gedung BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 26 Mei 2017.

Sri menuturkan, selama ini anggaran yang sudah dipatok di APBN maupun APBN Perubahan (APBN-P) kerap berbeda dengan dinamika pasar. Realisasi pembayaran anggaran subsidi di 2016 membesar menjadi Rp163,88 triliun dari rencana kerja anggaran tahun lalu sebesar Rp135,58 triliun.
 
Baca: Belanja K/L Bertambah Rp25 Triliun di 2017
 
"Kenyataannya tagihan bisa saja lebih besar karena tadi," imbuhnya.
 
Oleh sebab itu, Sri Mulyani berencana mengubah penyusunan laporan keuangan dari basis ke menjadi akrual sebagaimana rekomendasi BPK. Dengan begitu, laporan keuangan akan mengikuti besar tagihan subsidi tersebut.
 
"Itu artinya bisa jauh lebih besar (angka subsidi di laporan keuangan). Implikasinya pemerintah harus disiplin dalam melaksanakannya karena kalau tidak dilaksanakan, efeknya penganggaran subsidi lebih besar," tambah mantan Deputi Gubernur Bank Dunia ini.
 


 
Kendati demikian, perubahan penyusunan laporan keuangan berbasis akrual memiliki konsekuensi yang cukup signifikan. Sebab kata Sri, APBN tak cuma menjadi pertanggungjawaban peemrintah tapi juga instrumen fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
 
"Ini masih harus dibahas antara pemerintah dan BPK karena APBN bukan cuma pertanggungjawaban tapi untuk mengelola keuangan yang memiliki dinamika demi menjaga momentum pertumbuhan, mengurangi kemiskinan," tandasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan