Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - - Foto: dok MI.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - - Foto: dok MI.

Akui Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal IV Bakal Melambat, Sri Mulyani: Sesuai Siklusnya

Antara • 09 November 2022 13:07
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2022 akan sedikit mengalami moderasi dari kuartal III-2022 yang mampu tumbuh 5,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).
 
"Perkiraan ini terutama mempertimbangkan siklus perekonomian yang biasanya melambat di akhir tahun, serta high base-effect pada kuartal IV-2021," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Rabu, 9 November 2022.
 
Adapun pada kuartal keempat tahun lalu, ekonomi Indonesia mampu meningkat 5,02 persen (yoy), setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh 3,51 persen (yoy). Secara keseluruhan 2022, ia pun memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,0 persen (yoy) sampai 5,3 persen (yoy) atau sedikit meningkat dari perkiraan sebelumnya, yakni 5,2 persen (yoy).

Optimisme tersebut berdasarkan beberapa landasan objektif, yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat, implementasi berbagai kebijakan yang cukup efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, serta pengelolaan APBN yang bijaksana, responsif, dan efektif sebagai instrumen countercyclical sekaligus peredam gejolak sehingga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dapat terus dijaga.
 
Intervensi kebijakan pemerintah dilakukan baik dari sisi pasokan melalui berbagai insentif fiskal dan dukungan pembiayaan, bersinergi dengan otoritas moneter dan sektor keuangan, maupun dari sisi permintaan untuk mendukung daya beli masyarakat baik dalam bentuk berbagai program bansos, subsidi maupun pengendalian inflasi.
 
Baca juga: Ekonomi Sentuh 5,72%, Menkeu: Cerminan Kuatnya Pemulihan di Tengah Ketidakpastian!

 
Sri Mulyani melanjutkan, di tengah optimisme pemulihan yang terus berjalan, meningkatnya risiko ketidakpastian serta pelemahan prospek pertumbuhan global akibat konflik geopolitik perlu terus diantisipasi. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur global sudah mulai berada pada zona kontraksi dalam dua bulan terakhir.
 
Kemudian, terdapat tekanan inflasi global yang berkepanjangan, khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat, yang akan memicu pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif yang berpotensi menimbulkan guncangan di pasar keuangan, khususnya di negara berkembang.
 
"Aliran modal ke luar meningkat dan menimbulkan tekanan besar pada nilai tukar lokal sebagaimana kita saksikan belakangan ini," tambahnya.
 
Di sisi lain, ia menilai pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global.
 
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2022 tercatat sebesar 5,72 persen (yoy) dan secara kuartalan sebesar 1,8 persen (qtq). Dengan tingkat pertumbuhan ini, level produk domestik bruto (PDB) nasional secara kumulatif sampai dengan kuartal III-2022 berada 6,6 persen di atas level kumulatif kuartal I-2019 sampai kuartal III-2019.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan