"Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 keseluruhan kami perkirakan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024.
Untuk kuartal II, KSSK memprediksi pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,0 persen. Meski melambat dibandingkan kuartal I yang sebesar 5,11 persen, namun sektor konsumsi rumah tangga dan investasi yang menjadi faktor pendorong kinerja ekonomi masih tetap terjaga.
Guna menjaga kinerja konsumsi, belanja pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas harga. Kementerian Keuangan juga akan terus mendorong program perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat rentan, sehingga daya beli tetap terjaga. Juga ada optimisme dari penyelenggaraan pilkada serentak yang berpotensi mendongkrak aktivitas belanja.
Sementara dari sisi investasi, KSSK memperkirakan kegiatan investasi akan menguat seiring dengan penyelesaian berbagai proyek-proyek nasional. Investasi swasta, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), diperkirakan juga tetap terjaga.
Baca juga: Sistem Keuangan RI Stabil Meski Harus Berjibaku dengan Gejolak Ekonomi Global |
Aktivitas ekonomi didorong program hilirisasi
Lebih lanjut, KSSK optimistis aktivitas ekonomi pada sektor manufaktur, konstruksi, dan perdagangan akan tetap terjaga. "Terutama dilihat dari peningkatan nilai tambah untuk hilirisasi dan hasil produksi," jelas Menkeu.
Sri Mulyani juga menyoroti sektor ekspor Indonesia yang diperkirakan meningkat, terutama ekspor produksi manufaktur dan pertambangan. Negara mitra dagang utama untuk sektor ini ialah Tiongkok dan India. Meski perekonomian Tiongkok masih lemah, pertumbuhan ekonomi India relatif tinggi.
"Kita diuntungkan bahwa India memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi," sebut dia.
Adapun dari sisi global, KSSK melihat tekanan ekonomi pada kuartal III berpotensi mereda. Resiliensi perekonomian Amerika Serikat terlihat membaik yang juga diiringi dengan inflasi yang menurun.
Kondisi itu, jelas Sri Mulyani, membuat pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) dapat turun lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.
Namun, KSSK tak menampik kondisi geopolitik global masih memberikan ketidakpastian ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) mematok angka 3,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun.
"Berbagai faktor risiko yang berkembang tetap perlu kami cermati dan antisipasi," tutur Sri Mulyani menuturkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id