Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat koordinasi nasional pelaksanaan anggaran K/L di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa 28 Februari 2017.
Diketahui, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 alokasi belanja K/L sebesar Rp763,6 triliun.
Baca: Pemerintah Pangkas Belanja Kementerian/Lembaga
Dia menyebutkan, inefisiensi tersebut didominasi oleh belanja perjalanan dinas khususnya paket meeting dan honorarium. Ani bilang, sebenarnya anggaran tersebut masih bisa dihemat dalam ruang fiskal.
Ani mencontohkan dari kegiatan anggaran tahun-tahun sebelumnya banyak K/L yang keberatan jika anggarannya dipotong. Padahal, sampai akhir tahun anggaran K/L paling hanya terserap 95 persen ataun bahkan ada yang 92 persen.
"Bayangkan kalau setiap K/L semuanya memberikan mark up atau nambahnya 5-10 persen kan anggaran over budgeting sehingga kami harus lakukan defisit (anggaran) yang semestinya tidak terlalu besar. Setiap K/L yang bisa efisiensi sangat berkontribusi besar pada APBN. Saya senang spending review masih terus bisa diperbaiki," kata Ani.
Baca: Pelaporan Aset Kementerian dan Lembaga Jadi Perhatian Menkeu
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Perbendaharaan Negara Kemenkeu, Marwanto Harjowiryono mengatakan jika dibanding tahun lalu, sebetulnya potensi penghematan tersebut menurun. Tahun lalu inefisiensi yang bisa dihemat mencapai Rp50 triliun.
"Terdapat penurunan yang cukup signifikan terhadap proyek yang tidak efisien. Penurunan inefisien menunjukkan spending review bisa jadi wahana evaluasi dalam pelaksanaan anggaran," tambah Marwanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News