Bahlil mengatakan situasi perekonomian global saat ini sangat dipengaruhi oleh konflik Rusia dan Ukraina. Perang antara kedua negara menyebabkan kenaikan harga pangan dan energi sehingga menyebabkan lonjakan inflasi di sejumlah negara di dunia.
baca juga: Meski Ekonomi RI Aman, Pemerintah Harus Cermati Tataran Mikro |
"Menurut saya Indonesia enggak krisis, kita harus berhati-hati ya, karena itu hasil dari respon kita terhadap ekonomi global akibat dari perang Rusia-Ukraina," kata dia dalam video conference, Rabu, 20 Juli 2022.
Ia mengungkapkan situasi geopolitik global memang lebih banyak mempengaruhi perekonomian di banyak negara. Namun beruntung bagi Indonesia, meskipun terjadi kenaikan harga tetapi inflasi relatif tetap terjaga rendah.
"Kalau kita bicara krisis sekarang itu kan inflasi lahir karena (masalah) pangan dan energi. Dan inflasi kita di semester I ini kurang lebih sekitar empat sampai lima persen. Tidak bisa dihindari memang karena sebagian pangan itu impor, energi kita impor," ungkapnya.
Untuk masalah pangan, Bahlil menyebut, Indonesia seharusnya bersyukur karena memiliki banyak pasokan dalam negeri. Sementara khusus energi, pemerintah juga tengah mendorong peralihan dari energi berbasis fosil kepada energi baru terbarukan yang juga banyak tersedia di Indonesia.
"Kita harus mengubah dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Contoh kita sekarang lagi melakukan dengan motor listrik supaya kita kurangi BBM, kemudian gas elpiji kita dorong ke listrik. Jadi kita maunya itu sekarang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News