Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam sebuah konferensi pers, mengklaim, di 2016 lalu pemerintah bisa mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan fokus pada kredibilitas, efektivitas, efisien, dan berkelanjutan.
Ani, sapaan akrabnya, menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dalam hitungan realisasi sementara yakni mencapai sebesar 5,0 persen. Angka ini tentu lebih rendah dibandingkan dengan asumsi yang ada di APBN-Perubahan 2016 yang mencapai sebesar 5,1 persen.
Baca: Kalla: Jangan Khawatir dengan Trump
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,0 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi di 2015. Sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh 0,1 persen.
.jpg)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Menurutnya pertumbuhan tersebut memang anjlok dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada 2015 yang sebesar 5,4 persen "Sektor pemerintah relatif flat disebabkan pada kuartal ketiga dan keempat kita mengalami kontraksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, karena adanya penyesuaian anggaran," kata Ani.
Baca: Pemerintah Diminta Konsisten Turunkan Ketimpangan Pembangunan
Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi didukung oleh investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 4,1 persen, meski terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun lalu yang tumbuh 5,1 persen.
Baca: Pemerintah Fokus Tiga Sektor Unggulan di 2017
Sementara kinerja ekspor dan impor keduanya mengalami pertumbuhan negatif yakni masing-masing -3,7 persen dan -3,6 persen. "Pada 2016 kita perkirakan (pertumbuhan ekonomi) 5,0 persen karena komposisi ketiganya akan relatif jadi penyumbang," pungkas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News