baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Mulai Turun, Sri Mulyani: Harus Kita Waspadai! |
"Ini menurun dalam artian baik, karena untuk covid-19 bisa ditangani dan semakin menurun," katanya, dikutip dari Antara, Kamis, 24 November 2022.
Penurunan realisasi anggaran kesehatan terjadi karena dipengaruhi oleh perkembangan pandemi yang sekarang semakin terkendali dibandingkan tahun lalu, sehingga belanja penanganan covid-19 semakin turun.
Anggaran kesehatan terdiri atas dua komposisi yaitu penanganan covid-19 dan reguler atau menangani masalah kesehatan di luar covid-19. Dari total realisasi Rp131,7 triliun per Oktober 2022 ini sebesar Rp40,7 triliun di antaranya untuk penanganan covid-19, sedangkan Rp91 triliun untuk reguler.
Realisasi penanganan covid-19 sebesar Rp40,7 triliun itu menurun dibandingkan Rp114,8 triliun pada Oktober tahun lalu, sedangkan realisasi reguler Rp91 triliun meningkat dari Rp87,2 triliun.
Sri Mulyani merinci realisasi anggaran kesehatan jika dilihat per komponen terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp97,78 triliun, non-K/L Rp8,46 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp25,49 triliun.
Secara umum, anggaran kesehatan yang masuk dalam belanja K/L Rp97,78 triliun di antaranya meliputi Kemenkes digunakan untuk PBI JKN Rp37,7 triliun bagi 94,3 juta jiwa dan klaim pelayanan pasien covid-19 sebesar Rp25,3 triliun.
Untuk belanja non-K/L dilakukan bagi pembayaran jaminan kesehatan PNS/TNI/Polri Rp7,8 triliun serta subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP) kesehatan Rp409,4 miliar.
Sementara, kinerja TKD utamanya untuk bantuan operasional kesehatan (BOK)/bantuan operasional keluarga berencana (BOKB) Rp8,7 triliun, BOK fisik kesehatan Rp7,4 triliun, dan dana desa penanganan covid-19 sebesar Rp4,6 triliun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News