"Ke depan multi policy yang kita jalankan dapat menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan. Dengan itu kita optimistis inflasi sebesar tiga persen plus minus satu persen bisa tercapai dengan baik," kata Solikin, dilansir dari Antara, Senin, 5 Desember 2022.
Untuk mencapai target tersebut, di tengah tantangan perekonomian global, Bank Indonesia mengambil berbagai langkah antara lain dengan meningkatkan suku bunga acuan BI secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking.
Ia menyebut suku bunga acuan BI perlu dinaikkan lebih tinggi di awal untuk mengantisipasi risiko inflasi, dengan mempertimbangkan risiko ke depan. Dengan peningkatan suku bunga acuan BI, ekspektasi inflasi pun menurun dari sebelumnya 6,9 persen menjadi kembali ke bawah enam persen pada 2022, tetapi nilai ini masih lebih tinggi dari target pemerintah.
Baca: Ini Alasan Saham GOTO Dijual Rp2 Perak |
"Kita juga mengendalikan dan menstabilkan nilai tukar rupiah yang bisa menjadi sumber inflated inflation. Harga komoditas juga terus kita pantau," jelasnya.
Bank Indonesia juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan pemerintah untuk mengendalikan inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) maupun Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
"Kita punya TPIP dan TPIP yang jumlahnya hampir 600. Kita bayangkan pada 2008 jumlahnya masih beberapa gelintir saja, tapi sekarang sudah lebih dari 500, ini menjadi keunikan dan berkah di Indonesia,” pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News