Dengan pertumbuhan ekonomi AS pada 2017 tercatat sebesar 3,2 persen pada kuartal ke-III 2017, atau tercepat dalam tiga tahun terakhir rencana shutdown akan menurunkan prospek ekonomi AS.
Secara spesifik jika shutdown berlangsung cukup lama, kinerja perdagangan Indonesia ke AS berpotensi terganggu, sehingga kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2018 berpotensi menurun.
"Berdasarkan data BPS di 2017, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai 11,2 persen dari total ekspor atau senilai USD17,1 miliar. Pemerintah didesak untuk mempersiapkan mitigasi risiko salah satunya dengan memperluas pasar ekspor ke negara alternatif sehingga ketergantungan terhadap AS berkurang," kata dia kepada Medcom.id di Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2018.
Adapun dari sisi investasi langsung sepanjang Januari-September 2017 berdasar data BPKM, realisasi investasi AS di Indonesia berada di peringkat ke 4 sebesar USD1,53 miliar atau naik USD1,1 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tren positif investasi AS pada 2018 bisa terkoreksi akibat terjadinya shutdown, ditambah adanya reformasi kebijakan AS yang mulai berlaku efektif.
Baca: Kesepakatan Tidak Tercapai, Pemerintahan AS Resmi Ditutup
"Dengan demikian, pemerintah juga perlu terus melanjutkan reformasi investasi khususnya percepatan perizinan, deregulasi dan evaluasi insentif fiskal. Harapannya efek negatif investasi AS yang berkurang bisa di off-set oleh kenaikan investasi dari negara lainnya," lanjut dia.
Dampak shutdown di pasar keuangan akan berimplikasi pada naiknya yield surat utang yang mencerminkan kenaikan risiko serta keluarnya modal asing dari negara berkembang. Perlu dicatat sepanjang 2017, dana asing yang keluar dari bursa saham (net sales) Indonesia mencapai USD2,96 miliar atau hampir Rp40 triliun.
Dalam jangka menengah, tekanan keluarnya dana asing menguat dipengaruhi oleh berbagai ancaman seperti kenaikan suku bunga Fed rate sebanyak tiga kali hingga akhir tahun, instabilitas geopolitik, proteksionisme perdagangan AS, dan kenaikan harga minyak hingga USD80 per barel.
"Dengan kondisi tersebut, motor pertumbuhan ekonomi yang berasal dari investasi dan ekspor bisa terpengaruh. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 berada diangka 5,1 persen. Sementara suku bunga acuan 7 days repo rate diperkirakan akan tetap bertahan di 4,25 persen pada Februari 2018," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News