"Masih masuk akal karena itu kan ada masukan dari BI juga," ujar Mirza, saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Sama halnya dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipatok sebesar 5,2 persen. Menurut dia, rentang pertumbuhan ekonomi BI sebesar 5-5,4 persen di 2016.
Baca: Masuk ke Sidang Paripurna Hari Ini, RUU APBNP Siap Disahkan Jadi UU
"Memang di kuartal I-2016 kan 4,9 persen, kuartal II mungkin tidak jauh dari situ. Kita lihat kuartal II, dan IV kalau ada recovery dibandingkan kuartal II untuk mencapai level 5,0 sampai 5,1 persen," jelasnya.
Seperti diketahui, Badan Anggran DPR RI memutuskan membawa pembahasan RAPBNP 2016 ke Sidang Paripurna untuk selanjutnya disahkan menjadi UU dalam pengambilan keputusan tingkat dua pada Selasa (28/6/2016) yang dijadwalkan pukul 10.00 WIB.
Rapat yang dipimpin Wakil Ketua Banggar Said Abdullah mengulas kembali besaran kesepakatan asumsi yang diputuskan di rapat panja seperti pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, nilai tukar rupiah Rp13.500 per USD, inflasi 4,0 persen, SPN tiga bulan 5,5 persen, harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD40 per barel, lifting minyak 820 ribu barel per hari, serta lifting gas 1.150 barel per hari setara minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News