Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Arti Defisit Anggaran, Penyebab, dan Dampaknya

Ade Hapsari Lestarini • 11 Juli 2024 15:02
Jakarta: Utang jatuh tempo pada 2025 dinilai berpotensi berdampak terhadap defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
 
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan APBN mengalami defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada semestar I-2024. Menurut Menkeu, defisit APBN masih terjaga sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34 persen PDB, dengan keseimbangan primer masih mencatatkan surplus sebesar Rp162,7 triliun.
 
Bendahara Negara ini menyampaikan, di tengah dinamika global yang kurang kondusif, defisit anggaran hingga akhir 2024 diperkirakan akan berada pada level 2,7 persen PDB, melebar dari target APBN 2024 yang sebesar 2,29 persen PDB.

 
Baca juga: Mengatasi APBN yang Besar Pasak daripada Tiang
 

Apa itu defisit anggaran?


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), defisit anggaran adalah selisih antara anggaran pendapatan dengan anggaran belanja yang nilainya negatif.
 
Sementara laman OCBC mengulas secara sederhana, defisit anggaran adalah situasi yang terjadi ketika pengeluaran lebih banyak daripada pendapatan. Jika defisit melanda, harus segera ditangani agar tidak berakhir menjadi utang.
 
Utang, apabila tidak segera dilunasi akan bertambah berkali-kali lipat. Peningkatan tersebut bisa berasal dari bunga utang dan meningkatnya suku bunga.
 
Saat mengalami defisit, kreditur merasa takut jika debitur akan sulit mengumpulkan dana dan dikhawatirkan tidak mampu melunasi utangnya. Sehingga kreditur bisa saja menaikkan suku bunga lebih tinggi seiring risiko utang tidak dilunasi juga semakin tinggi.
 

Apa penyebab defisit anggaran?


Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang atau kelompok mengeluarkan lebih banyak uang. Sehingga bisa dikatakan defisit anggaran adalah suatu kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja, baik skala kecil maupun skala besar seperti negara.
 
Apalagi kalau tidak memiliki manajemen keuangan atau utang yang baik, hal tersebut bisa meningkatkan peluang pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
 
Namun, untuk kasus defisit anggaran negara bukanlah suatu hal yang baru. Itu karena pemerintah memang secara sengaja membuat akun tersebut dalam anggaran tahunan sesuai kebijakan fiskal ekspansif.
 
Ini disebabkan pengeluaran pemerintah dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti menciptakan lapangan kerja baru, pemotongan pajak, dan sebagainya.
 
 
Baca juga: Ini Pengertian APBN, RAPBN, serta Proses Penyusunannya
 

Dampak defisit anggaran


Dampak defisit anggaran terdiri dari dua hal, positif dan negatif.
 

Dampak positif:

  1. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan belanja pemerintah dalam berbagai sektor.
  2. Menciptakan lapangan kerja baru melalui proyek-proyek pembangunan.
  3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program sosial.
 

Dampak negatif:

  1. Meningkatkan utang negara karena pemerintah harus meminjam dana untuk menutupi defisit.
  2. Menurunkan nilai tukar mata uang negara.
  3. Menyebabkan inflasi jika defisit anggaran berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama.

Pengelolaan defisit anggaran


Pemerintah biasanya mengelola defisit anggaran melalui beberapa cara, antara lain:
  1. Mengurangi belanja pemerintah.
  2. Meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan bea cukai.
  3. Menjual aset negara.
  4. Meminjam dana dari lembaga keuangan dalam dan luar negeri.
  5. Dalam pengelolaan defisit anggaran, pemerintah perlu memperhatikan keseimbangan antara mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan negara.

Defisit anggaran yang terlalu besar dapat berdampak negatif pada perekonomian dalam jangka panjang, namun defisit anggaran yang terlalu kecil juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
 
 
Baca juga: Mengenal APBN si Penyelamat Perekonomian Indonesia
 

Strategi menghadapi defisit anggaran


Ada dua cara untuk mengurangi defisit anggaran, yakni menghabiskan lebih sedikit uang atau menghasilkan lebih banyak uang.
 
Melansir laman Pluang, dalam skala negara, defisit anggaran adalah hal yang lebih mudah untuk dihadapi. Pemerintah dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dengan menaikkan tarif pajak. Sisi negatifnya, hanya sedikit orang yang tertarik membayar tarif pajak lebih tinggi.
 
Cara lain untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan meningkatkan produktivitas negara. Jika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi, masuk akal bahwa bisnis negara tersebut akan menghasilkan lebih banyak uang. Dan mereka pun akan membayar tarif pajak yang sama dengan tingkat pendapatan lebih tinggi.
 
Defisit anggaran merupakan salah satu kebijakan fiskal yang perlu dikelola dengan cermat oleh pemerintah. Defisit anggaran yang dikelola dengan baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, defisit anggaran yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif pada perekonomian negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan