Melansir laman Bank Indonesia, Rabu, 31 Juli 2024, pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat, serta belanja Pemerintah dan investasi swasta yang meningkat.
S&P juga memandang ketahanan sektor eksternal akan tetap terjaga pada jangka menengah. Kinerja sektor eksternal tersebut didukung oleh prakiraan kenaikan ekspor sejalan dengan implementasi kebijakan hilirisasi di tengah pelemahan harga komoditas.
Lebih lanjut, S&P juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia untuk menjaga inflasi yang terjaga sejak 2010.
Baca juga: Agak Lambat, Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Diproyeksikan 4,9-5% |
Proyeksi inflasi 2024-2025
S&P memproyeksikan inflasi pada 2024-2025 akan berada pada kisaran target 2,5 plus minus satu persen masing-masing sebesar 2,8 persen dan 3,0 persen.Selain itu, inovasi strategi operasi moneter yang pro-market dengan penggunaan instrumen berbasis pasar dinilai semakin meningkatkan fleksibilitas kebijakan moneter.
Pada sektor fiskal, S&P memandang Pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga defisit fiskal di bawah tiga pernah dari PDB.
Secara umum, S&P meyakini Pemerintahan baru akan memperhatikan aspek keberlanjutan kebijakan guna menjaga kredibilitas serta menghindari disrupsi ekonomi dan keuangan yang signifikan.
Seperti diketahui, S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News