Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,8 persen, naik dari perkiraan tahun ini yang hanya bisa mencapai 2,7 persen.
"Pertumbuhan ekonomi global ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang yang diperkirakan akan lebih baik,” kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI, Senin, 5 Juni 2023.
Baca juga: Waduh! Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Seret, Ini Gara-garanya |
Perry menjelaskan, Tiongkok tumbuh lebih tinggi pascapembukaan ekonomi dari covid-19. Lalu India juga meningkat oleh permintaan domestik yang kuat.
Di sisi lain, penurunan inflasi juga diproyeksikan terpantau lebih cepat di negara-negara berkembang. Sedangkan penurunan inflasi di negara maju lebih lambat akibat ketatnya pasar tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi di negara maju tahun depan juga diproyeksikan terhambat karena ketidakpastian pasar keuangan global dan penyelesaian debt ceiling Amerika Serikat yang tak kunjung selesai.
"Juga kalau kita lihat inflasi secara global, memang menurun terutama penurunan inflasi di negara berkembang yang lebih cepat, sementara penurunan inflasi di negara maju turunnya lebih lambat karena tentu faktor dari supply termasuk keketatan dari pasar tenaga kerja. Dan itu kenapa di negara termasuk AS itu ada kecenderungan suku bunga kebijakan moneternya akan tinggi dalam waktu yang lama atau yang sering kita sebut higher for longer," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id