Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ilustrasi. Foto: Freepik.

Waduh! Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Seret, Ini Gara-garanya

Antara • 17 Mei 2023 12:12
New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan perekonomian dunia masih menghadapi risiko pertumbuhan yang rendah imbas efek berkepanjangan dari pandemi covid-19, krisis geopolitik Rusia-Ukraina, perubahan iklim, hingga pergeseran kondisi ekonomi makro.
 
Hal ini mendorong negara-negara maju dan berkembang mengerek suku bunga secara agresif. Walhasil, mereka memasang inflasi yang cukup tinggi.
 
"Meskipun demikian, pengeluaran rumah tangga dan lapangan kerja, terutama di negara-negara maju, tetap tangguh. Sayangnya, kondisi ini justru mempersulit bank-bank sentral menjinakkan inflasi," tulis laporan Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia Januari 2023 oleh PBB, dikutip Rabu, 17 Mei 2023.

Dengan latar belakang ini, perlambatan pertumbuhan dunia untuk 2023 kemungkinan tidak akan separah yang diantisipasi sebelumnya, terutama karena belanja rumah tangga yang tetap kuat di ekonomi-ekonomi terbesar seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, serta pemulihan di Tiongkok.
 
Pertumbuhan global sekarang diproyeksikan sebesar 2,3 persen untuk 2023, naik dari perkiraan 1,9 persen dalam laporan Januari. Namun, pembaharuan tersebut justru merevisi ke bawah pertumbuhan global untuk 2024 menjadi 2,5 persen dari 2,7 persen.
 

Ekonomi dunia masih di bawah pertumbuhan rata-rata


Di AS, lanjut laporan tersebut, belanja rumah tangga yang tangguh telah mendorong revisi ke atas terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam menjadi 1,1 persen untuk 2023 dari 0,4 persen pada prediksi Januari sebelumnya.
 
Sedangkan perekonomian Uni Eropa kini diproyeksikan tumbuh 0,9 persen, naik dari 0,2 persen pada ramalan PBB sebelumnya. Sementara pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini direvisi menjadi 5,3 persen dari 4,8 persen.
 
Meskipun mengalami peningkatan tersebut, tingkat pertumbuhan ekonomi global masih jauh di bawah tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 3,1 persen dalam dua dekade sebelum pandemi. Banyak negara berkembang mengkhawatirkan hal ini karena adanya pengetatan kondisi kredit dan meningkatnya biaya pembiayaan eksternal.
 
Di Afrika, Amerika Latin, dan Karibia, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diproyeksikan hanya sedikit meningkat pada tahun ini. Negara-negara kurang berkembang hanya diperkirakan tumbuh sebesar 4,1 persen pada 2023 dan 5,2 persen pada 2024.
 
Angka ini jelas jauh di bawah target pertumbuhan sebesar 7,0 persen yang ditetapkan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
 
Baca juga: Kemarin IMF, Kini Bank Dunia Bawa Kabar Buruk Jika AS Gagal Bayar Utang!

 
 

Tujuan pembangunan berkelanjutan harus segera direalisasikan


Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan ekonomi dan sosial Li Junhua menekankan, prospek ekonomi global saat ini menghadirkan tantangan langsung untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
 
"Komunitas global harus segera mengatasi kekurangan pendanaan yang dihadapi oleh banyak negara berkembang, memperkuat kapasitas mereka untuk melakukan investasi penting dalam pembangunan berkelanjutan, serta membantu mengubah ekonomi mereka untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang inklusif dan berkelanjutan," katanya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan