"Dari sisi sumber pembiayaan, program pengampunan pajak menjadi momentum yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjadi modal penting untuk memperluas ruang fiskal secara sehat," kata Gubernur BI Agus Martowardojo, dalam Pertemuan Tahunan BI, di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2016) malam.
Sementara itu, perkembangan ekonomi digital yang pesat dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan ekonomi digital yang lebih merata, seperti pada aktivitas e-commerce dan financial technology.
Baca: Ekonomi Indonesia Tidak Melemah Sendirian
Saat ini, dirinya menyebutkan, jika perekonomian Indonesia masih banyak menghadapi tantangan, baik dari sisi eksternal maupun domestik. Masalah struktural pada perekonomian global, yang penyelesaiannya memerlukan waktu, perlu diantisipasi. Resiliensi ekonomi domestik pun harus semakin dioptimalkan.
.jpg)
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).jpg
"Untuk itu, pentingnya tiga fungsi dasar kebijakan publik, yaitu fungsi stabilisasi sebagai dasar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, fungsi alokasi untuk menjamin penggunaan berbagai sumber daya sesuai prioritas dan efisien, serta fungsi distribusi untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan," jelas dia.
Dalam menjalankan fungsi itu, lanjut Agus, prinsip sinergi menjadi salah satu hal yang perlu dipedomani. Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan harus harmonis dan terintegrasi antar pemangku kebijakan, baik di pusat maupun daerah.
Baca; Jokowi Masih Optimistis dengan Perekonomian RI di Masa Mendatang
"Mengingat hal tersebut, Bank Indonesia senantiasa berusaha mengoptimalkan bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas ekonomi, yang selanjutnya akan menopang fungsi alokasi dan fungsi distribusi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id