Hilirisasi industri merupakan peningkatan nilai tambah produk hasil olahan di dalam negeri sebelum diekspor ke berbagai negara. Dengan itu, Indonesia tidak akan bergantung lagi dari ekspor komoditas (bahan mentah) yang nilai tambahnya kecil di pasar internasional.
"Ekspor-ekspor manufaktur dan barang-barang yang diproses harus ditingkatkan agar tidak terlalu tergantung pada komoditas," kata Irman, Selasa, 15 November 2022.
Dia mengatakan para pemangku kepentingan harus mendorong upaya hilirisasi industri ini sebagai transformasi struktural, serta melanjutkan program yang sudah berjalan, seperti hilirisasi industri nikel. "Misalnya hilirisasi industri nikel dan bauksit," kata Irman.
Seperti diketahui, pemerintah menetapkan pelarangan ekspor bijih nikel, yang dibarengi dengan pembangunan smelter sebagai upaya hilirisasi industri nikel di Tanah Air.
Baca juga: Ekonom: Surplus Neraca Perdagangan Imbas Perlambatan Impor |
Dia mengatakan program hilirisasi industri dapat menjaga kinerja neraca perdagangan nasional ke depan yang berpotensi mengecil, seiring dengan perlambatan ekonomi global pada 2023.
Namun, dia memastikan pertumbuhan ekspor nasional tetap akan positif pada tahun depan, atau tidak menurun seperti periode krisis yang pernah terjadi sebelumnya. "Mengecilnya surplus tersebut diiringi perbaikan ekonomi domestik," kata Irman.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD5,67 miliar pada Oktober 2022, dengan nilai ekspor USD24,81 miliar dan impor sebesar USD19,14 miliar.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News