Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Heboh Isu Harga Pertalite Naik, Erick Thohir Bilang Begini

Sri Yanti Nainggolan • 19 Agustus 2022 13:55
Jakarta: Isu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite akan naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, makin santer. Pemerintah masih menggodok keputusan itu.  
 
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kenaikan harga pertalite saat ini masih menunggu keputusan tiga menteri.
 
"Rencana pengurangan subsidi itu masih dibahas, belum ada putusannya dari Kemenko (Perekonomian), Menteri ESDM, dan Menteri Keuangan," ujarnya saat diwawancarai usai penyampaian pidato Presiden Joko Widodo terkait RUU APBN Tahun Anggaran 2023 di Gedung Parlemen, dilansir Antara, Selasa, 16 Agustus 2022.

Menurut Erick, jika putusan dari ketiga menteri itu sudah ada, maka pihaknya baru akan memberikan penugasan kepada Pertamina sebagai perusahaan pelat merah yang mendapatkan tugas menyalurkan BBM.
 
"Sampai hari ini saya sebagai Menteri BUMN belum mendapatkan keputusan (menaikkan harga pertalite) seperti itu. Kita tunggu saja," kata Erick.
 
Heboh Isu Harga Pertalite Naik, Erick Thohir Bilang Begini
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Foto: Dokumentasi Kementerian BUMN
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah saat ini masih membahas rencana kenaikan harga pertalite sebagai respons atas tingginya harga minyak mentah dunia.
 
"(Harga pertalite) Lagi dibahas masih dikoordinasikan dengan Pak Airlangga (Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian)," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif saat diwawancarai usai Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Parlemen, dilansir Antara, Selasa, 16 Agustus 2022.
 

Dampak harga pertalite naik

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, jika harga bahan bakar minyak (BBM) pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, maka inflasi tahun ini bisa melonjak hingga 6,5 persen year on year (yoy).
 
"Jika pertalite naik menjadi Rp10 ribu per liter, inflasi bisa tembus enam (persen) sampai 6,5 persen year on year (yoy). Dikhawatirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015," kata Bhima dalam keterangan resminya, Kamis 18 Agustus 2022.
 
Baca: Kenaikan BBM Dinilai Dapat Menggerus Optimisme Masyarakat

Menukil data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahun kalender dari Januari-Juli 2022 sebesar 3,85 persen (ytd) dan tingkat inflasi tahun ke tahun Juli 2022 terhadap Juli 2021 sebesar 4,94 persen (yoy).
 
Bhima mengatakan, kenaikan BBM subsidi tentu berdampak langsung ke daya beli masyarakat yang dikhawatirkan akan menurun dan meningkatkan jumlah orang miskin baru. Pasalnya, porsi konsumsi pertalite paling banyak dibanding BBM jenis lain yang mencapai 79 persen.
 
"Karena konteksnya masyarakat saat ini sudah menghadapi kenaikan harga pangan dengan inflasi mendekati lima persen. Masyarakat juga banyak yang belum pulih dari pandemi, terbukti ada 11 juta lebih pekerja yang kehilangan pekerjaan, gaji dipotong, hingga dirumahkan," terang Bhima.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan