Jika dibiarkan, defisit yang berkepanjangan dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan menurunkan kepercayaan investor, serta meningkatkan beban utang.
Oleh karena itu, pengelolaan defisit APBN menjadi fokus utama pemerintah dalam menjaga keseimbangan fiskal dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sekaligus mencegah dampak negatif pada keuangan negara. Berikut penjelasannya, dilansir laman Kemenkeu dan OCBC.
Strategi menurunkan defisit APBN
"Bagaimana cara menurunkan defisit APBN di bawah tiga persen? Langkahnya adalah dengan meninjau kembali struktur ekonomi serta komposisi APBN, baik dari sisi pendapatan maupun pengeluaran negara," ungkap Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dilansir laman Kemenkeu.
Di tengah meningkatnya ketidakpastian global, APBN harus tetap berperan sebagai penyangga ekonomi. Suahasil Nazara menekankan pentingnya menjaga kesehatan APBN melalui konsolidasi fiskal dengan menurunkan defisit di bawah tiga persen dari PDB.
Menurut dia, hal ini dapat dicapai dengan meninjau kembali struktur ekonomi dan APBN, termasuk penerimaan serta belanja negara. Kinerja positif APBN perlu terus didorong agar ekonomi tetap pulih.
Selain itu, koordinasi erat antara kebijakan fiskal dan moneter sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan, terutama dalam menghadapi tantangan global.

Baca juga: APBN 2024 Defisit Rp 153,7 Triliun: Arti dan Dampaknya Bagi Ekonomi Indonesia |
APBN defisit di Agustus 2024, bagaimana cara mengatasinya?
Pemerintah mengatasi defisit APBN melalui beberapa langkah strategis, antara lain:
1. Peningkatan pendapatan
Pemerintah berusaha untuk meningkatkan pendapatan negara dengan cara mengoptimalkan pajak dan mengurangi kehilangan pendapatan. Ini terlihat dari pencapaian pendapatan yang mencapai 63,4 persen dari target yang ditetapkan.
2. Pengelolaan belanja
Belanja negara dikelola pada hal-hal yang paling penting, seperti kebutuhan Pemilu dan bantuan sosial. Ini membuat pertumbuhan belanja tetap tinggi, yaitu 15,3 persen dibandingkan tahun lalu.
3. Menjaga keseimbangan primer
Pemerintah memastikan keseimbangan primer tetap positif, dengan surplus mencapai Rp161,8 triliun. Ini berarti pendapatan negara cukup untuk menutupi pengeluaran tanpa menghitung utang.
4. Optimalisasi APBN sebagai penyangga ekonomi
APBN dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, terutama saat menghadapi tantangan ekonomi global.
5. Pemantauan dan penyesuaian
Pemerintah terus memantau kondisi ekonomi, seperti inflasi dan kepercayaan konsumen, untuk melakukan penyesuaian kebijakan yang diperlukan agar pertumbuhan ekonomi tetap positif.
Dengan langkah-langkah strategis ini, pemerintah berkomitmen untuk mengatasi defisit APBN dan menjaga kesehatan ekonomi negara. Peningkatan pendapatan melalui optimasi pajak, pengelolaan belanja yang tepat, serta pemeliharaan keseimbangan primer menunjukkan keseriusan dalam mengelola keuangan negara.
Selain itu, optimasi APBN sebagai penyangga ekonomi dan pemantauan kondisi ekonomi yang terus menerus akan membantu mengurangi dampak ketidakpastian global. Melalui upaya tersebut, diharapkan defisit dapat ditekan di bawah tiga persen dan stabilitas ekonomi tetap terjaga, mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. (Nanda Sabrina Khumairoh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News