"Ekspor nonmigas Juni 2023 mencapai USD19,34 miliar, turun 5,17 persen dibanding Mei 2023, dan turun 21,33 persen jika dibanding ekspor nonmigas Juni 2022," ucap Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 17 Juli 2023.
Atqo menjelaskan, penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2023 terhadap Mei 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD441,3 juta. Komoditas ini mengalami penurunan hingga sebanyak 11,54 persen.
"Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD834,9 juta (43,68 persen)," paparnya.
Adapun, ekspor nonmigas Juni 2023 terbesar adalah ke Tiongkok dengan nilai mencapai USD4,58 miliar. Disusul Amerika Serikat (AS) sebesar USD1,96 miliar dan India sebanyak USD1,67 miliar.
Kontribusi ketiganya mencapai 42,42 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD3,78 miliar dan USD1,32 miliar.
Baca juga: Aturan DHE Dinilai Jadi Pelengkap Stabilitas Rupiah |
Kumulatif Januari-Juni 2023
Secara kumulatif, lanjutnya, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2023 mencapai USD128,66 miliar atau turun 8,86 persen dibanding periode yang sama 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD120,82 miliar atau turun 9,32 persen.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juni 2023 turun 10,19 persen dibanding periode yang sama 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 3,41 persen dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 6,72 persen.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Juni 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD17,89 miliar (13,91 persen). Diikuti Kalimantan Timur USD15,00 miliar (11,66 persen) dan Jawa Timur USD11,13 miliar (8,66 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News